TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Tim 9, Syafii Maarif, berharap tekanan kepada Presiden Joko Widodo dalam kaitan dengan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri tidak menguat.
Menurut pria yang akrab disapa Buya Syafii itu, Presiden Jokowi telah menerima tekanan berat dari seluruh penjuru mata angin. "Kasihan, lihat dia," kata Buya Syafii kepada wartawan setelah berbicara dalam Seminar Pra-Kongres Umat Islam Indonesia VI di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Rabu, 4 Februari 2015.
Dalam pengamatannya, tak hanya Jokowi yang mengalami tekanan berat. Menteri Sekretaris Negara Pratikno juga menghadapi situasi sulit. "Dia (Pratikno) orang baik, belum pernah masuk ke politik, tapi harus pontang-panting menghadapi politik yang busuk," kata Syafii.
Dalam seminar itu, Syafii menyatakan konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian Republik Indonesia membuat kondisi negara tidak sehat. Penuntasan masalah ini, menurut dia, seharusnya mudah.
"Namun ini jadi pertunjukan orang pinggiran, saling membumihanguskan yang terjadi. Keadaan ini melelahkan," kata tokoh Muhammadiyah yang usianya segera menginjak 80 tahun ini.
Syafii mengatakan berlarutnya masalah KPK versus Polri merupakan bentuk krisis kebangsaan akibat booming politikus. Setelah reformasi 1998 bergulir, dia mengamati banyak sekali politikus yang bermunculan namun belum siap berpolitik, "Setelah 32 tahun, atau malah 49 tahun, dikekang sistem otoritarian," katanya.
Syafii mengeluhkan tidak adanya karakter negarawan pada mayoritas politikus itu. Menurut dia, politikus hanya memikirkan kemenangan dalam pemilihan umum. "Kalau negarawan, pemikirannya menembus masa peradaban 1.000 tahun ke depan," katanya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM