TEMPO.CO, Bangkalan - Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Sulistiyono mengatakan polisi tetap mengandalkan sketsa wajah untuk memastikan pelaku penembakan pegiat antikorupsi, Mathur Husairi. Mathur ditembak orang tak dikenal di rumahnya, 20 Januari 2015.
Meski dalam media online dan pesan berantai di telepon cerdas telah tersiar kabar bahwa otak penembakan Mathur, yakni Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan berinisial AA alias Kasmo dan tiga orang lainnya telah diringkus, namun Sulistiyono menampik penangkapan itu terkait dengan kasus penembakan.
Menurut dia, AA dan seorang rekannya ditangkap karena mencabuli gadis di bawah umur di sebuah hotel di Surabaya. "Dari dua orang yang ditangkap kemarin itu, belum ada yang wajahnya mirip dengan sketsa," katanya, Rabu, 4 Februari 2015. Menurut Sulistiyono sketsa dibuat berdasarkan keterangan Mathur Husairi sendiri. "Makanya kami belum rilis sketsa itu ke publik."
Tim buru sergap Polres Bangkalan, kata Sulistyono, tetap bekerja di lapangan mengumpulkan bukti-bukti. Mengenai AA yang disebut-sebut sebagai dalang penembakan, Kapolres belum bersedia menjelaskan. "Sejauh ini AA masih tersangkut kasus pencabulan, soal penembakan masih dikembangkan," katanya.
Anggota Center for Islam and Democracy Studies Bangkalan, Mahmudi Ibnu Chotib, meminta polisi memperjelas status penangkapan AA. Sebab, dari informasi yang beredar penangkapan politikus Partai Gerindra itu bukan terkait dengan kasus pencabulan, melainkan penembakan Mathur. "Jangan membuat publik bingung, polisi satu bilang terkait, yang lain bilang tidak," katanya.
MUSTHOFA BISRI