TEMPO.CO, Bojonegoro - Heboh apel impor dari California, Amerika Serikat, yang diketahui terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes membawa berkah bagi buah apel lokal. Sebab, harganya melonjak. "Selama sepekan ini, berbagai jenis buah lokal memang banyak diminati," kata Amri, penjual di Pasar Banjarejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin, 2 Februari 2015.
Amri menunjuk jenis-jenis apel malang, apel manalagi, dan apel hijau. Harganya yang semula Rp 15 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 17 ribu per kilogram. Selain itu, jeruk bali ukuran besar, jeruk singkawang, serta pepaya lokal juga terkena imbas kenaikan harga. (Baca: Apel AS Kena Bakteri, Apel Malang Curi Peluang)
Kesaksian yang sama disampaikan sejumlah penjual buah di Pasar Besar Babat, Lamongan, Jawa Timur. Tingginya permintaan membuat mereka menambah stok. Misalnya, untuk apel malang jenis manalagi dan apel hijau, dari biasanya stok di kios rata-rata 30-50 kilogram, kini jumlahnya bisa naik 150 persen.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro menggelar inspeksi di beberapa supermarket dan toko-toko buah terkait dengan pengumuman yang dibuat pemerintah pusat soal apel impor berbakteri. Mereka mengumpulkan beberapa sampel dan mengujinya di laboratorium. "Ya, tetap ada pemeriksaan untuk buah impor," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro Basuki. (Baca: Kronologi Wabah Listeroris pada Apel Amerika)
Inspeksi yang sama juga dilakukan di Kota Batu, Jawa Timur. Hasilnya, 140 kilogram apel berlabel Granny Smith serta Gala disita dan ditarik dari peredaran. "Semua sudah dimusnahkan," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu Samsul Bakri.
Inspeksi dan heboh apel impor berbakteri itu telah menyebabkan penjualan semua buah impor di kota ini terdampak. "Penjualan anjlok 20 persen," kata penyalur buah impor, Tina Prayogo.
Sebelumnya, Tina mengaku menyalurkan rata-rata 20 peti buah. Namun kini, sejumlah pedagang menolak buah impor. Jadi, buah kembali dimasukkan ke gudang penyimpanan. Jika tak laku di pasaran, buah bakal rusak dan membusuk. "Jelas rugi, barang tak laku," katanya.
SUJATMIKO | EKO WIDIANTO
Berita Lainnya:
KPK Tak Hadir, Sidang Budi Gunawan Ditunda Sepekan
Daerah Cemburu Penghasilan PNS Jakarta yang Besar
Labora Buron, Surat Keterangan Bebas Diusut
Pendukung Budi Gunawan yang 'Bening' Bikin Ricuh
Puan Masih Ketua DPP, PDIP Berdalih Tunggu Kongres
Kasus Budi Gunawan, KPK Kembali Panggil 3 Polisi
Jokowi Bicara Sidang Praperadilan Budi Gunawan