Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Buruk, 2.000 Kapal Nelayan Brebes Gagal Melaut

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Nelayan melintas di kawasan pantai Sipelot  yang terletak di desa Pujiharjo, Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (27/4). Pantai ini membentang sepanjang lebih kurang 1,5 km. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Nelayan melintas di kawasan pantai Sipelot yang terletak di desa Pujiharjo, Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (27/4). Pantai ini membentang sepanjang lebih kurang 1,5 km. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Brebes - Cuaca buruk saat ini menyebabkan sekitar 2.000 kapal nelayan kecil di Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal, Jawa Tengah gagal melaut. “Gelombang di tengah laut mencapai sekitar empat meter,” kata Daiman, 45 tahun, nelayan di Pantai Munjungagung, Kabupaten Tegal, Ahad 1 Februari 2015. Nelayan semacam Daiman menggunakan kapal berukuran di bawah 10 gross tonnage (GT).

Cuaca buruk diperkirakan masih akan merundung Laut Jawa hingga sepekan mendatang. “Ketinggian gelombangnya masih sekitar 1,5 meter hingga 2,5 meter,” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Tegal, Hendy Andrianto.

Hendy mengatakan, gelombang laut masih tinggi akibat musim angin barat dengan kecepatan rata-rata 12 sampai 20 knot atau 40 kilometer per jam. Hendy mengimbau nelayan kecil mewaspadai puncak musim hujan yang terjadi pada Februari.

Selama menganggur, sebagian nelayan kecil di Pantai Munjungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, menggantungkan hidup pada para pemilik warung kelontong. “Istilahnya ngebon. Para pemilik warung sudah maklum. Kalau cuaca sudah bersahabat, nanti utangnya dilunasi,” kata Ranito, nelayan Pantai Munjungagung. Lelaki 38 tahun itu mengaku sudah tidak melaut sejak Jumat, 30 Januari 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mensiasati cuaca buruk, Ranito berujar, nelayan kecil mencoba peruntungan dengan berangkat lebih dini demi tetap melaut. Kendati demikian, tangkapan ikan mereka tetap tidak maksimal karena hanya melaut sekitar dua jam. “Tidak jarang pulang dengan tangan kosong,” kata Daiman. Hingga kini, nelayan kecil masih menanti bantuan beras paceklik alias beras gratis dari pemerintah yang biasa dibagikan saat cuaca buruk.

Untuk meringankan beban nelayan kecil, Pemkab Brebes menyiapkan 60 ton beras paceklik untuk 13 ribu keluarga nelayan di Kecamatan Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan Brebes. “Sekarang masih dibahas Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Bulog. Targetnya bisa segera dibagikan di awal bulan ini,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes, Tandi.

DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

3 jam lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

7 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

11 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

19 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

28 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

31 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

31 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

31 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

33 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.