Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Anggota TNI Jual Amunisi ke Kelompok Bersenjata

image-gnews
TEMPO/ Machfoed Gembong
TEMPO/ Machfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Jayapura - Lima anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Ajudan Jenderal (Ajen) Kodam XVII/Cenderawasih di Papua diduga kuat menjual amunisi ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Purom Wenda. Lima prajurit ini berinisial, Sertu NHS (24 tahun), Pratu S (27 tahun), Pratu RA (29 tahun), Serma S (39 tahun), Sertu MM (46 tahun).

“Pemeriksaan sementara, kelimanya akan jual amunisi ke KKB pimpinan Puron Wenda di Lanny Jaya,” kata Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Siahaan, Kamis, 29 Januari 2015.

Kelima prajurit TNI ini ditangkap tim gabungan TNI-Polri, sesaat setelah tiga warga sipil, yang dua di antaranya terkait KKB pimpinan Purom Wenda ditangkap saat sedang bertransaksi jual beli amunisi di Papua Trade Center, di Entrop, Kota Jayapura, Papua, sekitar pukul 11.30 WIT,Rabu, 28 Januari 2015.

“Saat ini kelimanya diperiksa di Polisi Militer Kodam. Jika terbukti bersalah, kelimanya akan dipecat dari kesatuan dan juga akan dikenai hukuman pidana. Bahkan saya minta prajurit yang terlibat penjualan amunisi dihukum mati dan hukuman seumur hidup. Ini adalah duri dalam daging kami. Prajurit yang kedapatan menjual amunisi adalah pengkhianat bangsa,” kata Fransen.

Sedangkan dari pemeriksaan gudang peluru di Ajen Kodam XVII/Cenderawasih (Ajendam), kata Fransen, semua dalam keadaan lengkap, baik dari administrasi pengeluaran dan penggunaan amunisi. “Saat ini yang memegang kunci gudang peluru Ajendam ada tiga orang, sehingga jika peluru akan keluar, pasti ketiganya mengetahui hal itu. Kami sedang melakukan pendalaman, amunisi yang dijual para prajurit ini berasal dari mana?” katanya.

Sejumlah barang bukti sebanyak 500 butir amunisi kaliber 5.56 mm berada di Kantor Pomdam XVII/Cenderawasih. “Amunisi kaliber 5,56 mm biasa digunakan untuk senjata SS1 dan M16. TNI dan Polri juga menggunakan peluru ini. Saya senang sindikat ini dapat terungkap dan kami tak pandang, apakah prajurit ini bintara, tamtama ataupun perwira sekalipun. Ini kemaluan intitusi, bukan kemaluan pribadi saya,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, tim gabungan TNI-Polri menangkap tiga wargasipil berinisial RW, AJ, dan FK. Ketiganya diduga menyimpan amunisi sekitar 1.000 di rumahnya. Ketiganya ditangkap di Papua Trade Center, di Entrop, Kota Jayapura, Papua, sekitar pukul 11.30 WIT,Rabu, 28 Januari 2015.

Kapolda Papua, Irjen Polisi Yotje Mende mengatakan, pihaknya telah menetapkan tiga warga sipil atas nama AJ, RW, FK dengan dugaan kepemilikan amunisi dan senjata api. Polisi menjerat ketiganya dengan pasal UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman seumur hidup. “Dalam penyelidikan kasus itu, sebanyak 500-an butir amunisi kaliber 5.56 mm dihargai dengan Rp 10 juta,” katanya, Kamis, 29 Januari 2015.

CUNDING LEVI

Berita lain:
Jika Lantik BG, Denny Indrayana: Jokowi Blunder
Terdampar di Chechnya, Wanita Ini Ditolak Jadi WNI
Gaya Komunikasi Jokowi Bikin Bingung  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.