TEMPO.CO, Bangkalan - Kasus penembakan aktivis Mathur Husairi oleh orang tak dikenal diduga dilatarbelakangi statusnya sebagai saksi kunci KPK di pengadilan. Mathur akan dimintai keterangannya untuk membongkar seluruh praktek korupsi yang diduga dilakukan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron dan kroninya selama sepuluh tahun menjadi Bupati Bangkalan.
"Dia bercerita, KPK memintanya jadi saksi kasus Fuad dan dia siap untuk bersaksi," kata rekan Mathur, Mahmudi Ibnu Khotib, Rabu, 21 Januari 2014. Ibnu membantah kabar yang menyebutkan Mathur ditembak karena pemerasan. (Baca: Wajah 3 Tersangka dalam OTT KPK di Bangkalan.)
Kesanggupan Mathur untuk bersaksi, kata Mahmudi, diduga membuat para kroni Fuad di Bangkalan gerah. Agar bungkam tak bisa bersaksi, ia ditembak. "Tapi, mereka keliru, penembakan ini justru membuat kami tambah semangat membongkar korupsi di Bangkalan." (Lihat: Lima Mobil Mewah Fuad Amin Imron Disita KPK.)
Mahmudi juga meluruskan, malam sebelum penembakan, Mathur memang melakukan pertemuan. Namun bukan dengan tokoh masyarakat, melainkan dengan para pegiat antikorupsi Bangkalan. "Kami bertemu dan ngopi di Citos, Surabaya."
Pertemuan itu tidak membicarakan isu-isu berat. "Hanya reuni kecil sesama aktivis".(Baca: Persoalkan Raskin, Aktivis di Bangkalan Dibacok.)
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Nelayan Adukan Cuitan Menteri Susi ke DPR