TEMPO.CO, Bangkalan - Kepolisian Resor Bangkalan menyimpulkan aktivis antikorupsi, Mathur Husairi, sempat melakukan perlawanan dan mengejar penembak dirinya. Dugaan ini didasarkan pada penemuan kunci mobil Mathur sekitar 3 meter dari pintu pagar rumah. "Tapi upaya perlawanan korban terhenti karena luka tembakan di perutnya yang menembus pinggang," kata Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Sulistyono, Selasa, 20 Januari 2015. (Baca: Seusai Rapat, Aktivis Antikorupsi Bangkalan Ditembak.)
Kesimpulan itu diperkuat kesaksian Mahsus, anak angkat Mathur. Kata Mahsus, ayahnya ditemukan tersungkur beberapa meter dari mobilnya. Mathur diduga berupaya mengejar para pelaku yang diketahui mengendarai sepeda motor Yamaha Vega R. "Setelah menembak, dua pelaku lari ke arah selatan," ujar Sulistyono.
Sulistyono menduga para pelaku penembakan sudah lama memantau situasi rumah korban. Saat Mathur pulang setelah rapat pada tengah malam itu, Sulistyono menuturkan, para pelaku memanfaatkan peluang tersebut untuk melancarkan aksinya. Indikasinya, kata Sulistyono, waktu penembakan yang dilakukan tepat saat korban baru keluar dari mobil untuk membuka pagar rumah. "Kami sudah amankan proyektil peluru yang digunakan dan akan diteliti jenisnya," katanya lagi. (Baca: Polisi Usut Penembakan Aktivis di Bangkalan.)
Mathur Husairi, aktivis antikorupsi di Bangkalan, ditembak orang tak dikenal Selasa dinihari, 20 Januari 2015, di depan rumahnya. Saat ini korban dirawat di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya karena luka tembak pada perutnya tembus hingga ke pinggang. Luka ini menyebabkan korban banyak kehilangan darah. "Dia butuh banyak donor darah," kata Direktur Madura Corruption Watch, Syukur.
MUSTHOFA BISRI
Berita Lain:
Mahasiswi Berutang Rp 1 Miliar Dikenal Tertutup
Bob Sadino, Celana Pendek, dan Ajaran Agama
Mahasiswi Berutang Rp 1 Miliar, Ayah: Nuwun Sewu
Geram, Fadli Zon: Hanya Tuhan yang Mengevaluasi KPK