TEMPO.CO, Semarang - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang tak menurunkan tarif angkutan, meski pemerintah telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pebisnis angkutan di Kota Semarang masih mengacu pada tarif lama yang ditetapkan pertengahan November 2014 lalu.
"Masih mengacu tarif lama yang naik 20 persen. Sekarang belum kami turunkan," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat Kota Semarang, Wasi Darono, Ahad 4 Januari 2015. (Organda: Tarif Angkutan Tak Cuma Ditentukan BBM)
Wasi mengaku sedang berkoordinasi dengan para pengusaha angkutan untuk menyikapi penurunan harga BBM per 1 Januari 2015 lalu. "Agak sulit, berkali-kali kami berkomunikasi, belum bisa ketemu," Wasi menambahkan. (Harga BBM Turun, Tarif Bus Ogah Ikutan Turun)
Pada November lalu, Organda Kota Semarang telah menetapkan tarif angkutan jenis mikrolet dengan jarak tempuh antara 0-12 kilometer sebesar Rp 3 ribu dengan biaya kelebihan per kilo meter Rp 160 dan tarif tertinggi Rp 6 ribu.
Sedangkan tarif bus dalam kota untuk jarak 0-12 kilometer Rp 3 ribu dengan biaya kelebihan per kilometer Rp 180 dan tarif tertinggi Rp 6.500. Sedangkan taksi, tarif buka pintu antara Rp 5.500 hingga Rp 7 ribu dengan harga satuan argo pulsa Rp 350 hingga Rp 475 per menit.
"Tarif itu telah disetujui wali Kota Semarang dengan terbitnya SK tentang penyesuaian tarif," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Agus Harmunanto membenarkan kondisi itu. Menurut dia, perubahan tarif mengikuti kebijakan Organda pusat. "Sampai sekarang belum ada yang mengajukan perubahan tarif. Jadi tak ada pembahasan," kata Agus.
Ia tak memungkiri turunnya harga BBM saat ini menguntungkan pengusaha angkutan. Namun menurutnya, keuntungan itu tak terlalu besar karena ada kebutuhan lain yang selama ini jarang terpenuhi. "Selama ini penyesuaian tarif hanya sekedar untuk bertahan operasional, biarlah sekali waktu digunakan untuk memperbaiki layanan," katanya.
Pemerintah Kota Semarang memberikan alternatif layanan angkutan Bus Rapid Transit (BRT) dengan harga subsidi dan tak pernah menaikkan tiket. Menurut Agus keberadaan BRT itu untuk menarik minat masyarakat menggunakan anggkutan publik.
"Kalau terlalu boros naik saja BRT. Tiket masih harga lama Rp 3.500 dewasa dan pelajar Rp 2 ribu ," katanya.
EDI FAISOL
Berita Terpopuler:
Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot
Bodi AirAsia Ditemukan, Kapal Singapura Dapat Apa?
Penjelasan Jonan Soal Damprat Air Asia
Jonan Bekukan Rute Air Asia, Singapura Bereaksi
Air Asia QZ8501 Hadapi Gunung Butiran Es