TEMPO.CO, Malang - Para pendaki Gunung Semeru mulai berdatangan sejak Senin dan Selasa kemarin ke pos Ranu Pani di Lumajang. Mereka telah bersiap memperingatian pergantian tahun di gunung tertinggi di Jawa itu. Namun, pendaki dibatasi maksimal 1.000 orang per hari.
"Pendakian dibatasi maksimal sampai Kali Mati. Dilarang ke puncak," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, Rabu, 31 Desember 2014.
Para pendaki jauh hari sebelum berangkat mendaftar ke BBTN BTS secara online maupun melalui pos Ranu Pani di Senduro Kabupaten Lumajang. Petugas mengingatkan agar para pendaki Semeru tetap waspada dan hati-hati, karena sejumlah titik jalur pendaikian rawan tanah longsor dan pohon tumbang.
Potensi bencana terjadi mulai awal musim hujan. Para pendaki diminta tak memaksa mendaki ke puncak atau kawah Jonggring Saloka. Alasannya, aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat sehingga berbahaya bagi pendaki.
Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi aktivitas vulkanik Semeru tinggi pendaki dibatasi maksimal di kawasan Kali Mati. Pengamanan selama malam pergantian tahun melibatkan relawan dari mahasiswa pecinta alam, tim SAR, dan PMI.
Usai malam pergantian tahun, BBTN BTS menjadwalkan menutup sementara jalur pendakian mulai Januari 2015. Penutupan dilakukan secara rutin setiap tahun untuk pemulihan ekosistem kawasan. Selain itu, diperkirakan awal tahun terjadi awal musim penghujan yang dikhawatirkan terjadi cuaca ekstrem yang membahayakan pendakian.
Selain itu, penutupan juga dilakukan untuk memperbaiki jalur dan papan petunjuk pendakian. Apalagi, sepanjang jalur pendakian rawan pohon tumbang dan tanah longsor yang membahayakan pendaki. Pohon tumbang, katanya, bisa terjadi secara tiba-tiba. Sebanyak 4 titik rawan pohon tumbang berada di jalur pendakian. Terutama di kawasan sekitar wilayah Lumajang.
EKO WIDIANTO
Berita terpopuler lainnya:
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Indigo Ingatkan Ahok Soal Tahun Baru dan Gempa Jakarta
Dilantik Jokowi, Luhut Salah Ucapkan Sumpah