TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono digadang-gadang untuk maju lagi menjabat sebagai orang nomor satu di partai berlambang logo mirip Mercy itu. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, menilai kondisi partai di Indonesia memang cenderung berbasis pada figur. (Baca: Setuju SBY Maju, tapi Aklamasi Nanti Dulu)
"Partai-partai mengarah ke elite fans club," kata Ari saat dihubungi, Kamis, 24 Desember 2014. Konsekuensinya, kata dia, partai akan bergantung pada patron politik. "Seolah-olah kalau tidak ada patron tidak eksis."
Menurut Ari, dalam partai modern seharusnya tak bergantung pada satu figur. Sebab, ketergantungan ini akan berakibat pada pecahnya partai bila tak ada lagi figur yang jadi pemersatu. (Baca: Pilih SBY, Partai Demokrat Ingin Menang Pemilu)
Karena itu, Ari berharap Demokrat bisa memunculkan figur selain SBY dengan membuat kompetisi yang terbuka. "Isunya demokratisasi internal," ujarnya. Menurut dia, partai berlambang mirip logo Mercy itu harus bisa membangun sistem demokratisasi partai atau pelembagaan politik supaya nanti tak terpecah ketika sudah tidak ada lagi figur patron.
Partai Demokrat akan menggelar kongres untuk memilik calon ketua umum periode 2015-2020. Ketua Umum Demokrat SBY disebut-sebut bakal kembali maju sebagai calon ketua umum. Padahal, sebelumnya SBY sudah berjanji tak akan mencalonkan diri lagi. (Baca: Pasek Akui SBY Pemegang Saham Demokrat, tapi...)
Beberapa pendukungnya seperti Nurhayati Ali Assegaf dan Ramadhan Pohan pun menyatakan Demokrat lahir dan besar karena SBY. Sehingga, dengan situasi politik saat ini, Nurhayati dan Ramadhan ingin Demokrat tetap dipimpin SBY.
LINDA TRIANITA
Baca berita lainnya:
Bima Arya Segel Gereja, Ini Respons GKI Yasmin
Daftar Sandi Korupsi, dari 'Obat' hingga 'Pustun'
Jokowi: Megawati Pemenang Pertarungan Politik
Jokowi Jangan Bayar Ganti Rugi Via Lapindo, Kenapa?
Epiwalk Milik Bakrie Menunggak Pajak Rp 8,8 M