TEMPO.CO, Surabaya - Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya memberikan piagam penghargaan kepada Perwira Seksi Personalia Komando Distrik Militer 0817/Gresik Kapten Arh Suwanto yang berhasil menggagalkan penyanderaan Zahriani Putri Agustin, 10 tahun.
Penghargaan juga diberikan kepada Bintara Tinggi Administrasi Personalia Kodim 0817 Serma Andi Junaidi dan dua anggota Reserse Kriminal Kepolisian Gresik Ajun Inspektur Satu Bambang Sulistyo dan Brigadir Kepala Godlif Franklin. (Baca berita sebelumnya: Kalah Judi, Pria Ini Sandera Siswa SD di Gresik)
Empat orang tersebut dinilai berhasil menyelamatkan Zahriani atau Rani, siswi Sekolah Dasar Negeri Tlogo Patut 2, Gresik, yang disandera Fuad Ahmad, 32 tahun, Rabu kemarin, 17 Desember 2014. Penghargaan diberikan langsung oleh Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya Mayor Jenderal Eko Wiratmoko didampingi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf di halaman Markas Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Kamis, 18 Desember 2014.
"Saya selaku Pangdam dan atas nama seluruh warga Kodam V/Brawijaya merasa bangga dan berterima kasih dengan apa yang telah dilakukan Kapten Arh Suwanto beserta tiga orang lainnya," kata Eko di hadapan ratusan prajurit. (Baca: Disandera 3 Jam, Siswi SD Gresik Baca Al-Quran)
Menurut Eko, menyelamatkan sandera mudah. Tapi berkat strategi yang dilakukan Suwanto dan tiga orang lainnya, Rani bisa selamat dan pelaku berhasil dilumpuhkan. Kejadian itu juga sekaligus menunjukkan adanya kerja sama yang baik antara TNI dan Polri. "Jangan terkesan TNI dan Polri selalu diberitakan yang nggak enak-enak, padahal di lapangan tidak demikian," kata dia.
Penghargaan diberikan dalam bentuk piagam dan uang pembinaan. Terkait dengan kenaikan pangkat, Eko mengaku masih mempertimbangkan karena ada kriteria lain yang harus dipenuhi. (Baca: Bocah Korban Sandera Sudah Bisa Cerita)
Kapolda Jawa Timur Irjen Anas Yusuf mengatakan perlunya memberikan apresiasi kepada anggotanya yang bekerja dengan baik. "Saya sepakat untuk memberikan reward kepada anggota," kata dia.
Apalagi, kata Anas, pelaku penyanderaan tidak mempunyai perasaan karena sasarannya anak sekolah dasar. Negosiasi yang diupayakan pun tidak membuahkan hasil. "Negosiasi sampai dua jam, nggak bisa. Akhirnya dikondisikan," ujarnya.
Menurut Anas, tindakan penyergapan anggota hingga berujung pada penembakan yang membuat pelaku tewas sudah sesuai prosedur. "Sudah sesuai prosedur, beri tembakan peringatan, nggak bisa langsung dilumpuhkan," ujarnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler:
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang
JK Walk Out, Titiek: Ngambek atau Mau Bobok?