TEMPO.CO, Jakarta - Stok bahan bakar minyak di tujuh kecamatan di Banjarnegara habis akibat peristiwa longsor yang menimpa kawasan ini pada Jumat malam, 12 Desember 2014. Stok sudah mulai menipis sejak Sabtu, 13 Desember 2014.
"Pertamina belum berani memastikan kapan pasokan kembali lancar," kata supervisor pompa bensin di Karangkobar, Anhar, Senin, 15 Desember 2014. (Baca: Keahlian Paling Dibutuhkan di Longsor Banjarnegara)
Pompa bensin Karangkobar merupakan satu-satunya yang melayani enam kecamatan lain, yaitu Kalibening, Wanayasa, Pandanarum, Pejawaran, Pagentan, dan Batur. Biasanya, pasokan BBM didatangkan dari Pertamina Depo Maos Banyumas. Namun putusnya jalur utama di Karangkobar-Banjarnegara menjadikan pasokan terhenti. (Baca: Longsor Banjarnegara, Anjing Pelacak Dikerahkan)
Sebenarnya pasokan bisa didatangkan dari Pertamina Depo Tegal. Namun hal ini sulit dilakukan karena jalur di Kalibening yang menghubungkan Pekalongan-Banjarnegara terputus akibat longsor. Jalur tersebut tertutup longsor di Dukuh Jemblung sehingga kendaraan pengangkut bahan bakar minyak tak bisa melintas.
Masyarakat kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak karena lokasi SPBU terdekat adalah Madukoro, yang berjarak 35 kilometer dari Karangkobar. Selain itu, SPBU Kajen Pekalongan yang berjarak 60 kilometer.
Krisis BBM menjadikan harga bensin pada pengecer melambung. Harga per liter bensin mencapai Rp 12-15 ribu. "Saya belanja bensin pada pengepul di Kalibening Rp 11 ribu per liter," kata Rokhir, seorang pengecer bensin.
Saat ini, menurut Anhar, stok bensin di SPBU Karangkobar hanya 200 liter dan solar 300 liter. Namun stok tersebut dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar alat berat dan armada tim gabungan evakuasi korban longsor di Dukuh Jemblung.
Dalam pantauan Tempo, jalur yang terputus sudah dilakukan penguatan sementara, tapi hanya bisa dilalui kendaraan kecil. Sedangkan di beberapa ruas jalan radius 3 kilometer dari pusat longsor terjadi retakan-retakan kecil.
SOHIRIN | DINDA LEO LISTY
Berita Terpopuler
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut
Susi: Jangankan Cina, Amerika pun Kita Lawan
2 Penyebab Longsor Banjarnegara Versi UGM