TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari mengatakan daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat merupakan kawasan yang paling banyak menyimpan potensi longsor. Alasannya, banyak lereng dan curah hujan tinggi di dua kawasan tersebut. (Baca: Longsor Banjarnegara, Korban Tewas 32 Orang)
Menurut Rovicky, kawasan lereng cenderung menyebabkan tanah menjadi cepat jenuh saat hujan tinggi. "Tanah menampung air terlalu banyak sehingga rapuh," katanya saat dihubungi pada Ahad, 14 Desember 2014. (Baca: Jenazah Korban Longsor Banjarnegara Masih Utuh)
Ia menuturkan kawasan yang paling rawan adalah di Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian tengah. Sebab, tipikal kedua kawasan tersebut perbukitan, sementara bagian utara dan selatan merupakan pesisir. Ditambah curah hujan di bagian tengah lebih tinggi.
Di pulau lain, potensi paling kentara sebenarnya ada di Sumatera. Namun, menurut Rovicky, tidak sebanyak di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Konsentrasinya hanya di sepanjang jalur Bukit Barisan.
Lereng yang banyak ditumbuhi pepohonan, kata Rovicky, bukan jaminan akan bebas dari longsor. Sebab, fungsi pepohonan adalah mengikat air. Sedangkan longsor terjadi karena air yang diikat pepohonan tidak mampu tertampung seluruhnya oleh tanah.
Menurut dia, tanda-tanda tanah yang mulai jenuh sebenarnya bisa dikenali oleh masyarakat. "Yaitu saat musim hujan muncul retakan garis lurus di lereng," ujarnya. Jika muncul tanda semacam ini, sebaiknya melapor kepada petugas penanggulangan bencana di daerah.
SYAILENDRA
Berita Terpopuler
Pramugari AirAsia Disiram Air Panas, Ini Sebabnya
Tutut Minta Putusan Arbitrase TPI Dibatalkan
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Mereka yang Terpilih, Tokoh Tempo 2014