TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun Twitter-nya @Sutopo_BNPB menyebutkan jalan di Desa Slatri ke Pagerpelah, Banjarnegara, Jawa Tengah, tertutup longsor.
"Jalan retak-retak. Potensi longsor masih tinggi," cuitnya, Sabtu malam, 14 Desember 2014. (Baca: Longsor Banjarnegara, Jokowi Fokus Urus Evakuasi)
Bencana longsor terjadi di Dusun Jemblungan, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Jumat, 12 Desember 2014, sekitar pukul 17.30 WIB.
Dalam terbitan Info Bencana Edisi November 2014 yang diterbitkan BNPB, tanah longsor disebut mengalami peningkatan intensitas. Bulan lalu, sebanyak 62 tanah longsor terjadi. Peningkatan siklus bencana di Indonesia muncul pada November, Desember, dan Januari. Menurut catatan BNPB, ada 124 juta jiwa penduduk di 315 kabupaten/kota dengan bahaya sedang-tinggi longsor.
Mulai November, sebagian besar wilayah Indonesia yang memasuki musim penghujan mengalami peningkatan intensitas banjir, puting beliung, dan tanah longsor. (Baca: Longsor Banjarnegara Mirip Ciwidey-Karanganyar)
BNPB menyatakan ada tiga kejadian tanah longsor pada November. Pertama, longsor di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, pada Kamis, 20 November 2014.
Kedua, pada 20 November silam, terjadi longsor di Desa Sibio Bio, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Ada lima korban jiwa akibat bencana tersebut.
Ketiga, longsor terjadi di Kampung Cililin Timur, Kecamatan Cililin Barat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Senin, 24 November 2014. BPNB menyebut kerugian akibat banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah mencapai Rp 2,01 triliun.
MARIA YUNIAR
Baca juga:
Jokowi Bubarkan KHN, Dewan Gula, dan Dewan Buku
Blue Bird Pilih Tarif Bawah, YLKI:Persaingan Ketat
Air Bersih Langka Usai Longsor Banjarnegara
Kena Macet, Lalu Tertimbun Longsor di Banjarnegara