Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hunian Pengungsi Gunung Merapi Masuk Rekor MURI

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Pendaki menaiki jalur Watu Gajah menuju puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan keindahan matahari terbit saat hari Kemerdekaan RI, di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, 17 Agustus 2014. ANTARA/Teresia May
Pendaki menaiki jalur Watu Gajah menuju puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan keindahan matahari terbit saat hari Kemerdekaan RI, di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, 17 Agustus 2014. ANTARA/Teresia May
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembangunan hunian tetap bagi ribuan pengungsi lereng Gunung Merapi membuat rekor dan masuk MURI. Selain jumlah terbanyak, waktu pembangunan juga tercepat. Yang lebih menggembirakan, relokasi pengungsi dari lokasi bencana ke zona aman tanpa gejolak.

"Hunian tetap bagi pengungsi paling banyak dan paling cepat pembangunannya, kurang dari empat tahun. Ini penciptaan rekor baru di dunia," kata Paulus Pangka, perwakilan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), di hunian tetap Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Ahad 23 November 2014.

Rumah hunian tetap yang dibangun untuk warga yang terkena erupsi Merapi 2010 di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 2040 unit. Di Magelang Jawa Tengah sebanyak 476 unit. "Memindahkan ribuan keluarga ke tempat baru itu tidak mudah," kata Paulus.

Hunian tetap bagi para warga yang awalnya tinggal di kawasan rawan bencana juga dilengkapi dengan 312 titik kegiatan infrastruktur prasarana untuk kegiatan pengurang risiko bencana. Selain itu, juga dibangun sebanyak 1.145 titik infrastruktur dasar yang tersebar di Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang.

Menurut Adjar Prayudi, Direktur Penataan dan Lingkungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, membangun kembali daerah pascabencana tak mudah. Selain harus menyiapkan dana sangat besar, pelaksanaan rehabikitasi dan rekonstruksinya, juga memerlukan perencanaan dan perhitungan yang matang. Masyarakat juga dilibatkan secara penuh.  "Kami memang kejam dalam melaksanakan pembangunan. Itu dibutuhkan supaya program pembangunan bisa tercapai seperti rencana," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menyontohkan, pendekatan relokasi pemukiman pascabencana atau relokasi untuk kebutuhan pembangunan seperti waduk, sudah sering dilakukan. Tetapi hal itu sering pula diwarnai konflik sosial antar sesama warga maupun dengan pemerintah. Seperti pembangunan waduk Kedungombo pada tahun 1980-an. Warga melawan dengan Gigih. Sehingga pembangunan tidak maksimal.

Penanganan paskaerupsi Merapi 2010 merupakan prestasi yang patut dihargai. Tidak lebih dari 4 tahun, sebanyak 2516 kepala keluarga telah direlokasi ke tempat aman dengan disiapkan hunian tetap san infrastruktur nya.  "Prestasi ini patut dicatat sebagai kegiatan relokasi permukiman terbesar yang dilakukan melalui pendekatan partisipatif tanpa gejolak sosial," kata dia.

Setiap kepala keluarga yang direlokasi, mendapatkan bantuan Rp 30 juta untuk pembangunan rumah yang susah direncanakan oleh Rekompak, pelaksana pembangunan. Dana itu didapat dari berbagai sumber, dari negara maupun dari pendonor dari luar negeri.

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

2 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

5 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

42 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

46 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

50 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.