TEMPO.CO, Semarang - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah memprotes tindakan Pemerintah Kota Semarang menebangi pohon di pinggir jalan. “Kota Semarang sudah kekurangan pohon, tapi pohon yang ada justru ditebangi,” ujar Manajer Program Walhi Jawa Tengah Arief Zayyin di Semarang, Kamis, 20 November 2014. Akibatnya, kata Arief, Semarang semakin panas dan gersang.
Penebangan itu dilakukan karena pemerintah setempat sedang menggarap proyek perbaikan trotoar. Trotoar yang diperbaiki berada di Jalan M.H. Thamrin, Jalan Mgr Soegijapranata, Jalan Jenderal Sudirman, dan kawasan Gedung Olahraga Mugas. Di lokasi-lokasi itu, semua pohon ditebang tanpa kecuali. Bahkan pohon yang masih kecil, berdiameter 15 sentimeter, pun ditebang.“Pengerjaannya sangat kejam karena merusak alam,” kata Arif.
Beberapa tahun lalu Pemerintah Kota Semarang juga mengerjakan perbaikan trotoar di beberapa ruas jalan, seperti di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pandanaran. Kala itu, kata Arif, pohon di sepanjang jalan itu tidak ditebang. Bahkan pohon-pohon itu diberi tembok pembatas dengan menyisakan rongga tanah agar pohon tetap bisa tumbuh.
Arief heran melihat Pemerintah Kota Semarang kini menggarap proyek yang sama dengan cara berbeda. “Apakah kebijakan yang berubah atau tidak ada pengarahan soal kelestarian alam kepada pihak pelaksana proyek trotoar yang sekarang?” katanya.
Walhi juga mengusulkan trotoar tidak dilapisi aspal atau keramik, tapi paving block. Tujuannya adalah membuat air hujan tetap bisa meresap ke tanah. Sedangkan trotoar dengan lantai keramik atau aspal membuat pohon terjepit permanen, sehingga air tak bisa meresap ke tanah.
ROFIUDDIN
Baca juga:
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Kronologi Baku Tembak TNI Vs Polri di Batam
Bentrok TNI Vs Polri, Satu Tentara Dibawa ke UGD
Besok, Seribu Mahasiswa Kepung Istana
Ahok: Saya Bukan PDIP, tapi Orangnya Bu Mega