Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Modus Jual Tanah di Perbatasan Malaysia  

image-gnews
Seorang ibu menaikkan pisang hasil kebunnya ke kepal di Pelabuhan LKMD, Desa Pancang, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, dijual ke Tawau, Malaysia (9/6).  TEMPO/Firman Hidayat
Seorang ibu menaikkan pisang hasil kebunnya ke kepal di Pelabuhan LKMD, Desa Pancang, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, dijual ke Tawau, Malaysia (9/6). TEMPO/Firman Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Tommy Harun, membeberkan faktor yang menyebabkan munculnya dugaan Malaysia mengklaim tiga dari sepuluh desa di Kecamatan Lumbis Ogong. Menurut dia, klaim Malaysia itu didasari oleh permintaan masyarakat yang hidup dan tinggal di daerah perbatasan itu.

"Semacam ada keinginan untuk pergi dari Indonesia dan gabung dengan Malaysia," kata Tommy kepada Tempo di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 13 November 2014. "Jadi, caranya dengan menjual tanah kepemilikan pribadi kepada warga Malaysia."

Modus menjual tanah kepemilikan itu, kata Tommy, masih, bahkan sering terjadi. Warga menjual sebidang tanah yang masih berupa hutan kepada warga negara Malaysia dengan menggunakan kuitansi personal. Tidak ada legalisasi dari kedua pemerintah setempat.

Alasan warga menjual tanah bermacam-macam. Salah satunya agar pengelolaan kawasan hutan itu bisa memberikan mata pencaharian baru bagi warga daerah perbatasan itu. Setelah mendapatkan tanah, pihak Malaysia memang mendirikan perusahaan perkebunan atau sejenisnya sehingga dinilai bisa menyejahterakan warga sekitar. "Karena alasan kerabat dan masih keluarga dekat dengan orang Malaysia, jadinya jual-beli tanah itu sudah lumrah," ujarnya.

Kemudian, warga Indonesia diberi identitas penduduk Malaysia. Tujuannya, warga bisa bekerja di perusahaan yang didirikan di atas tanah yang sudah dijual itu. Tommy menyebut pemberian identitas ini sebagai upaya menaturalisasi warga Indonesia secara pelan-pelan.(Baca:400-an Warga RI di Nunukan Punya KTP Malaysia)

Tujuan akhirnya, kata Tommy, Malaysia mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari teritorinya. Dan, ketika klaim itu dibawa ke Mahkamah Internasional, kata Tommy, Malaysia  membawa banyak bukti otentik.

"Bukti itu, misalnya, secara identitas, kependudukan didominasi oleh Malaysia, meskipun mereka masih WNI," ujarnya. Lalu, ihwal tanah, pemerintah Malaysia bisa menerbitkan surat kepemilikan tanah berdasarkan akta jual-beli dengan kuitansi personal itu.

Sebelumnya, tiga dari sepuluh desa di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, diduga telah diklaim Malaysia sebagai miliknya. Informasi itu didapatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nunukan setempat dari masyarakat saat berkunjung ke sana. Ketiga desa yang dimaksud adalah Desa Sumantipal, Desa Sinapad, dan Desa Kinokod. Total luas wilayah ketiga desa itu 54 ribu hektare.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Nunukan Ilham Zain menganggap upaya Malaysia mencaplok wilayah Indonesia ini mirip dengan kasus Sipadan-Ligitan. "Mencaplok wilayah negara lain dengan terlebih dahulu membuat identitas WNI menjadi warga negara Malaysia, juga legitimasi kepemilikan aset tanah Indonesia dari jual-beli itu, atau bahasa lainnya effective occupation dan silent occupation," ujarnya.

REZA ADITYA


Baca juga:
Skype Bakal Gantikan Lync di Office 365

Di Kawalmenteri.org, Menteri Puan Direspons Negatif

Kata GP Ansor Soal Pembubaran FPI 

Daftar Kekerasan FPI di Lima Provinsi  



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

7 September 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

Pentingnya mempermudah segala aspek perdagangan intra-ASEAN, termasuk pengiriman barang dan proses keluar-masuk barang


Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

8 Juni 2023

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan bersama pemilik minimarket Domart, Wachidal Mustafa Dimyani meresmikan pembukaan Domart di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu 7 Juni 2023.
Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

Domart merupakan minimarket pertama yang 100 persen menjual produk Indonesia


Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

8 Juni 2023

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Bin Tengku Abdul Aziz di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu Juni 2023.
Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan yang sama untuk melindungi rakyat dan petani kecil.


Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

11 Mei 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

Kedua menteri menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan


JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

19 Agustus 2022

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro.
JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

Kegiatan tersebut penting dilakukan secara berkesinambungan dan harus ditingkatkan kualitasnya.


SIF Beberkan Potensi Peluang Investasi di Kaltara

25 November 2021

Seorang nelayan sedang menebar jaring ikan di tambak, Tanjung Karis, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (foto: dok. DKP Kaltara)
SIF Beberkan Potensi Peluang Investasi di Kaltara

Berbagai potensi di Kaltara dijabarkan dalam tiga ruang diskusi yang menghadirkan sejumlah panelis berpengalaman.


Provinsi Kaltara Tawarkan 17 Potensi SDA ke Investor

13 Oktober 2021

Provinsi Kaltara Tawarkan 17 Potensi SDA ke Investor

Kompetitor Kalimantan Utara adalah negara-negara yang juga memberi daya tarik investor global, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Bangladesh.


Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

27 September 2019

Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hapid hadiri mubes VI persekutuan dayak lundayeh di Malinau.
Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

Pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) VI Persekutuan Dayak Lundayeh dan Festival Seni Budaya Dayak Kalimantan Tahun 2019 resmi digelar. Pelaksanaan Mubes tahun ini mengangkat tema "SDM dan Budaya Maju, Wujudkan Daya Saing Dayak Lundayeh Dalam Bingkai NKRI".


Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

28 Juni 2018

Presiden Joko Widodo bersama dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat pendatanganan MoU PT Adiperkasa Citra Lestari di pabrik mobil nasional Malaysia Proton di Shah Alam, 6 Februari 2015. AP/Joshua Paul
Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

Mahathir Mohamad datang untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi setelah menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya.


Dua Anggota TNI yang Ditangkap di Malaysia Masih Ditahan

26 Maret 2018

Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
Dua Anggota TNI yang Ditangkap di Malaysia Masih Ditahan

Dua prajurit TNI yang ditangkap kepolisian Diraja Malaysia di daerah Lundu, sampai kini masih ditahan. TNI telah melaporkan kejadian ini ke Kemenlu.