TEMPO.CO, Kupang - Isu orang potong kepala (OPK) di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah sangat meresahkan warga di daerah itu. Bahkan, Istri Kepala Kepolisian Daerah NTT, Ike Dewi Sulistyawati, juga disangka pelaku OPK saat blusukan ke Desa Camplong, Kabupaten Kupang.
"Pada saat akan membagikan bantuan kepada anak-anak, istri saya diteriaki OPK," kata Kepala Polda NTT Brigadir Jenderal Endang Sunjaya kepada wartawan, Selasa, 11 November 2014.
Endang Sunjaya mengisahkan, saat mengunjungi desa itu, istrinya hendak membagikan bantuan bagi anak-anak. Namun saat didekati, anak-anak itu justru lari dan berteriak OPK. "Kami heran kenapa mereka lari dan teriak OPK," ujarnya.
Endang Sunjaya bersama istrinya kemudian menemui beberapa keluarga di desa tersebut. Namun masih ditanyakan lagi maksud dan tujuan pemberian bantuan itu. "Istri saya punya kebiasaan, kalau blusukan membagikan bantuan bagi warga," ucapnya.
Setelah diberi penjelasan, akhirnya warga bersama anak-anak dengan senang hati menerima bantuan dari Endang Sunjaya bersama istrinya.
Endang Sunjaya menegaskan, isu OPK sengaja disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Itu sebabnya dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memberikan informasi kepada warga bahwa OPK hanya isu yang menyesatkan, sehingga tidak perlu ditanggapi serius.
Endang Sunjaya juga mengatakan namanya sebagai Kepala Polda, juga para Kepala Polres di NTT dicatut, seolah-olah menyebarkan imbauan melalui pesan singkat di telepon seluler, yang meminta warga mewaspadai OPK. "OPK itu hanya isu,” tuturnya pula.
Akibat isu itu, kata Endang Sunjaya, seorang pelajar asal pulau Jawa digebuk warga, karena disangka pelaku OPK.
YOHANES SEO
Terpopuler:
Jokowi Jadi Primadona di APEC
Bahasa Inggris Jokowi Dipuji
Bertemu Obama, Jokowi Berbahasa Indonesia
Hasut Massa Tolak Ahok, Bos FPI Terancam Pidana
FPI Siapkan Pengganti Ahok, Namanya Fahrurrozi