TEMPO.CO, Kupang - TNI Angkatan Udara (AU) Pangkalan El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin malam, 3 November 2014, sekitar pukul 22.45 WITA, melepas pesawat asal Arab Saudi setelah mereka melengkapi dokumen perizinan.
"Kami sudah lepas sejak semalam karena mereka cepat menyelesaikan dokumen izin terbangnya," kata Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Kolonel Penerbang Andi Wijaya kepada Tempo, Selasa, 4 November 2014. (Baca: Pesawat Arab Saudi Tak Berizin Masuk Indonesia)
Pesawat Arab Saudi jenis Gulvstream dengan pilot Waleed Abdul Azis tidak memiliki flight approval sebagai salah satu syarat terbang antarnegara. Akibatnya, pesawat itu dipaksa turun oleh dua pesawat Sukhoi dari Makassar di El Tari Kupang. (Baca: Pesawat Arab Saudi Dipaksa Mendarat di El Tari)
Pesawat tersebut, menurut dia, merupakan pesawat pemerintahan Arab Saudi sehingga pengurusan dokumen perizinan terbang tidak terlalu lama. Selain melengkapi izin terbang, katanya, otoritas bandara juga mengenakan denda sebesar Rp 60 juta kepada kru pesawat tersebut. "Itu urusan otoritas bandara, bukan kami. Namun, yang sebelum-sebelumnya juga seperti itu," katanya. (Baca: Pesawat Singapura 'Nyelonong' Masuk Indonesia)
Pesawat jenis Gulfstream IV dengan nomor penerbangan HZ-03 terdeteksi radar TNI Angkatan Udara di Makassar. Mereka digiring kembali ke El Tari Kupang sekitar 82 mil di selatan Kupang. (Baca: Respons Negara Lain Jika Pesawat Asing Masuk)
Pesawat mengangkut 13 orang termasuk kru, yang terdiri atas dua pilot Waleed Abdul Aziz dan Abdullah Aziz Ibrahim, dua co-pilot Muhammed Suliman dan Muhammed Saud, dan pramugari Kaitouni Oulaya dan Safa. Kemudian penumpang Muhammed Dhafir, Sami Amadh, Muhammed Abdulah, Hussin Ali, Khalid Mushabbad, Atiah Ayed, dan Domino Domingo. (Baca juga: Pilot Pesawat Australia yang Ditahan Sudah Lansia)
Tujuh penumpang pesawat berasal dari pemerintah Arab Saudi. Mereka adalah tim pendahulu yang akan mempersiapkan kunjungan pangeran Kerajaan Arab Saudi ke Australia.
YOHANES SEO
Topik terhangat:
TrioMacan | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi
Berita terpopuler lainnya:
Kata Ahmad Dhani Soal Tato dan Rokok Menteri Susi
Tjahjo Kumolo: Paling Enak Jadi Anggota DPR
Ahok Pernah Diperas oleh @TrioMacan200
9 Momen Dramatis di Balik Kasus Penghinaan Jokowi