TEMPO.CO, Kupang - Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kolonel Penerbang Andi Wijaya mengatakan pesawat asal Arab Saudi yang dipaksa mendarat di pangkalan angkatan udara El Tari Adi Sucipto Kupang, tadi siang, karena tidak memiliki izin lengkap.
"Pesawat dipaksa turun oleh dua unit pesawat Sukhoi dari Makassar," kata Andi kepada wartawan di sela-sela pemeriksaan kru pesawat. (Baca: Pesawat Arab Saudi Dipaksa Mendarat di El Tari)
Pesawat Arab Saudi itu, menurut dia, tertangkap radar Makassar dan langsung dikejar oleh dua pesawat Sukhoi dengan kecepatan tinggi sonic boom, sekitar pukul 14.30 Wita. (Baca: Pesawat Tujuan Australia Sempat Ditahan di Kupang)
Dua Sukhoi itu mendapatkan pesawat asal Arab Saudi di 82 mil atau 150 kilometer dari Kupang atau sekitar 60 derajat wilayah Kupang. "Digiring ke Kupang, belum mencapai wilayah perbatasan Indonesia-Australia," katanya. (Baca: Sepekan, TNI Paksa Dua Pesawat Asing Mendarat)
Pesawat Gulvstream dengan pilot Waleed Abdul Azis ini masih ditahan di Bandar Udara El Tari Kupang sambil menunggu hasil interogasi para kru pesawat itu. "Kru pesawat masih diinterogasi. Belum tahu tujuan mereka ke Australia," katanya.
YOHANES SEO
Baca juga:
Musim Hujan Mundur, Hutan di Ijen Terbakar Lagi
Pemanasan Global, Puncak Kerusakan Bumi 2100
Ahok dan PDIP Jatim Bahas Soal Wakil Gubernur
Menlu Kirim Tim Identifikasi Mayat WNI di Dalam Koper