TEMPO.CO, Kupang - Isu "Orang Potong Kepala," yang sering disingkat OPK, akhir-akhir ini santer di wilayah Nusa Tenggara Timur. Kabar yang sangat meresahkan warga ini menyasar anak-anak sebagai target potong kepala.
"Kami larang anak-anak bermain di luar rumah setelah pulang sekolah, takut OPK," kata Rina, warga Kota Kupang, NTT, Senin, 3 November 2014. (Baca: Isu Penculikan Anak Merebak di Lamongan-Bojonegoro)
Rina mendapatkan informasi banyak anak yang diculik oleh kelompok "Orang Potong Kepala" di wilayah Kota dan Kabupaten Kupang. "Katanya, ada sejumlah anak SD yang diculik OPK yang menggunakan mobil Kijang tanpa pelat nomor polisi," katanya.
Kabar itu semakin menakutkan karena menyebutkan anak-anak yang diculik kemudian dimutilasi dan organ tubuhnya dijual dengan harga mahal. "Kemarin infonya dua anak diculik, tapi berhasil ditemukan dengan mulut disumbat plester di dalam mobil Kijang," kata Rina. (Baca: Kisah Bocah yang Selamat dari Mutilasi)
Sejak isu ini menyebar, ada warga yang menjadi kambing hitam karena disangka sebagai komplotan "Orang Potong Kepala". Terakhir, tujuh mahasiswa Institut Seni Indonesia Jogjakarta yang hendak berwisata nyaris dihajar massa karena disangka pelaku potong kepala.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisan Daerah Nusa Tenggara Timur Ajun Komisaris Besar Agus Santosa meminta warga tenang karena kasus "Orang Potong Kepala" hanya isu. "Belum ada kasus yang ditangani polisi soal OPK," katanya. Namun, Agus telah mengerahkan sejumlah intelijen untuk menggali informasi tersebut.
YOHANES SEO
Terpopuler:
Ini Fasilitas Kamar Kos Raden Nuh
Raden Nuh @TrioMacan2000 Bos Perusahaan Media
Yani: Muktamar PPP Kubu SDA Lebih Buruk daripada Romi
Raden Nuh Ditangkap, Polisi Sita Empat Ponsel