TEMPO.CO, Mojokerto - Perum Perhutani menutup jalur pendakian Gunung Penanggungan di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan demi mencegah kebakaran hutan. "Empat jalur pendakian resmi ditutup sejak beberapa hari lalu," kata Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Penanggungan Aseh, Selasa, 21 Oktober 2014. (Baca: Warga Lereng Gunung Ijen Takut Kebakaran Dekati Perumahan)
RPH Penanggungan berada di bawah Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Trawas dan Kesatuan Pemangkuan Hutan Pasuruan. Adapun empat jalur pendakian antara lain berada di Dusun Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Tiga lainnya masuk wilayah Kabupaten Mojokerto, yakni di situs Petirtaan Jolotundo, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas; kawasan wisata vila di Trawas; dan Kecamatan Ngoro.
Aseh mengakui bahwa penutupan itu untuk mengurangi risiko kebakaran hutan seperti yang banyak terjadi di banyak lokasi lain. Hutan di wilayah Gunung Penanggungan pun disebutnya rawan terbakar saat puncak kemarau seperti sekarang. "Puntung rokok pendaki saja bisa menyebabkan kebakaran hutan," ujarnya, sambil menuturkan ada 200-300 pendaki setiap akhir pekan. (Baca berita sebelumnya: Polisi Usut Kebakaran Hutan Rakyat di Mojokerto)
Gunung Penanggungan termasuk satu di antara tujuan pendaki, peziarah, serta pemerhati sejarah. Gunung ini dianggap suci pada masa Kerajaan Majapahit. Puluhan situs berupa candi-candi kecil tersebar di beberapa lokasi lereng gunung ini.
Situs-situs itu dikelola dan diawasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani mengatakan di Penanggungan hingga kini ditemukan sekitar 48 candi. Uniknya, candi-candi tersebut rata-rata ditemukan setelah terjadi kebakaran. "Sudah sering setelah kebakaran lalu turun hujan, tanahnya longsor, lalu muncul candi," ujarnya. (Baca: Penanggungan Layak Diusulkan Situs Warisan Dunia)
Menurut Aris, kebakaran yang kerap terjadi pada musim panas tidak sampai mengancam situs, terutama candi-candi yang sudah ada. "Sebab terbuat dari batu dan tahan api," katanya. Candi-candi tersebut, menurut dia, peninggalan masyarakat era Majapahit akhir. "Digunakan untuk pemujaan." (Baca juga: Situs Candi Baru Ditemukan di Gunung Penanggungan)
ISHOMUDDIN
Baca Berita Terpopuler:
Surat Terbuka Anas Urbaningrum untuk Jokowi
Pelantikan Presiden: SBY Menangis, Jokowi Kaku
Misteri Amien Rais yang Absen di Pelantikan Jokowi
'Amien Rais Tidak Peduli Agenda Kebangsaan'