TEMPO.CO, Malaka - Sekolah Dasar Katolik Kaputu, Malaka, Nusa Tenggara Timur, kesulitan menerapkan Kurikulum 2013.
Salah satu penyebabnya, buku kurikulum yang menjadi bahan belajar-mengajar terlambat datang di sekolah yang terletak di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste itu. "Bukunya baru tiba bulan lalu," kata Maria Fatima Bubu, salah satu guru di sana, saat ditemui di kantornya, Kamis, 16 Oktober 2014.
Sebelum buku itu tiba, kata dia, sekolah tak mendapat materi apa pun untuk mengajar dari dinas. Padahal semestinya, jika buku belum tiba, dinas pendidikan setempat memberikan soft copy buku itu ke sekolah untuk digandakan dan dibagikan ke siswa. Walhasil, di awal tahun ajaran baru, sekolah masih menggunakan buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kurikulum yang digunakan sebelum Kurikulum 2013.
Setelah buku itu tiba, menurut Fatima, para guru tak bisa langsung menggunakannya. Soalnya, mereka tak mendapat pelatihan dari dinas pendidikan mengenai cara menerapkan kurikulum tersebut.
Mereka baru bisa mengajar menggunakan Kurikulum 2013 setelah mendapat pelatihan dari lembaga swadaya masyarakat internasional, Save The Children, yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Nusa Tenggara Timur. "Pelatihannya baru diadakan pekan lalu, sekarang kami masih mempelajarinya," ujarnya.
Anisia Funan Tae, guru lainnya, mengatakan hal senada. Guru wali kelas I itu baru mengajarkan tema 1 kepada para muridnya. Padahal, Oktober ini mereka seharusnya sudah mencapai tema 3. Menurut Anisia, mereka akan berupaya mengejar ketertinggalan itu dengan menambah jam belajar siswa.
NUR ALFIYAH
Topik terhangat:
Pelantikan Jokowi | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Manajer Lion Air Damprat Penumpang Pesawat
Siapa Andika Perkasa, Komandan Paspampres Jokowi?
Jokowi Jadi Presiden, Ahok Ajukan Satu Permintaan