TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva menilai bahwa posisi MK tengah berada di titik terendah. Kepercayaan masyarakat terhadap MK merosot sejak Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap hakim konstitusi Akil Mochtar.
"Masa ini sungguh menyakitkan dan dicatat dalam sejarah," katanya saat memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya, Malang, Rabu, 15 Oktober 2014. (Baca: MK Gelar Sidang Perdana Undang-Undang Pilkada)
Jika saat MK dipimpin Jimly Asshiddiqie berangkat dari nol, kata Hamdan, saat ini MK yang dipimpinnya berangkat di bawah nol. MK berada dalam posisi tersulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Saat ini MK sedikit demi sedikit mulai memulihkan kepercayaan. Dimulai dengan keberhasilannya menyelesaikan sengketa pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014. Hamdan berjanji akan membawa MK sebagai lembaga yang independen dan transparan dalam setiap keputusannya.
Setiap keputusan perkara di MK, kata Hamdan, bisa diakses di situs KPK. Hasil putusan hakim konstitusi di situs Internet sebagai bentuk transparansi MK kepada publik. Agar publik bisa selalu mengakses informasi dan mengawasi kinerja hakim konstitusi. Perguruan tinggi, kata dia, juga bisa berperan dalam mendukung kerja MK. Sejumlah model peradilan di MK juga berasal dari sumbangsih akademikus.
"Selama sebelas tahun MK berdiri, perguruan tinggi memiliki peran penting bagi MK," katanya. Saat awal berdiri MK, Jimly Asshiddiqie berhasil mengantar MK sebagai lembaga yang disegani. Sedangkan pada periode kepemimpinan Mahfud Md., MK semakin kuat dan dihormati. Posisi MK kuat karena mahkamah konstitusi berhasil menjaga amanat dan menghasilkan keputusan yang dihormati.
EKO WIDIANTO
Berita Lain
Ngopi Bareng Ical, Ini Isi Pebincangan Jokowi
Tahir Beri Megawati Penghargaan dan Uang Rp 1 M
Pemenang Cover Maroon 5 Penggembala Kambing
Jokowi Ajukan Satu Pertanyaan ke Ical