TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia, Petrus Selestinus, mengatakan Setya Novanto merupakan seorang pemain licin. "Dia itu pemain lama yang cerdik," kata Petrus saat dihubungi Tempo, Selasa, 14 Oktober 2014.
Petrus kaget saat mengetahui Setya Novanto menjadi calon pimpinan DPR yang diajukan Partai Golongan Karya. "Dua hari sebelum pemilihan, saya sempat bikin rilis menolak pencalonan Setya," ujarnya. Namun rilis yang diterbitkannya tidak berpengaruh karena Golkar tetap mencalonkan Setya, yang akhirnya terpilih menjadi pimpinan DPR periode 2014-2019.
Terpilihnya Setya menjadi pimpinan DPR membuat Petrus dan TPDI merasa ada hal yang salah. "Miris sekali mengetahui Ketua DPR terlibat banyak kasus korupsi," ujarnya. (Baca: TPDI Gugat KPK dan Kejaksaan Kasus Setya Novanto)
Petrus mengatakan, awal Februari 2012, dirinya dan Setya bertemu. "Saat itu, dia bilang kalau dirinya sudah mendapat surat perintah penghentian penyidikan (SP3) atas kasus cessie Bank Bali," tutur Petrus. Namun Setya tak menunjukkan SP3 tersebut.
Setelah mendapat informasi tersebut, Petrus membaca kembali berkas putusan peninjauan kembali terpidana kasus cessie Bank Bali yang buron, Joko Chandra. Di berkas itu tidak ada penjelasan tentang SP3 dalam kasus ini. (Baca: Kronologi Skandal Bank Bali)
Dalam berkas tersebut dituliskan Setya Novanto tetap berstatus tersangka karena berkas dirinya akan diajukan tersendiri. "Jadi, berkas dia dipisah," kata Petrus. Bahkan, dalam berkas tersebut, Petrus membaca nama Setya Novanto ditulis sekitar 63 kali dan adanya kutipan "peran aktif Setya Novanto". Karena itu, Petrus yakin Setya Novanto masih berstatus sebagai tersangka dalam kasus cessie Bank Bali yang dimulai pada 1999.
Petrus mengatakan akan membawa kasus ini ke publik. Soalnya, meski sudah cukup lama, kasus ini tidak boleh dilupakan. Sebagai pimpinan DPR, ujar dia, seharusnya Setya Novanto sadar bahwa perbuatannya pada masa lalu tetap harus dipertanggungjawabkan. "Apalagi dia merupakan pimpinan wakil rakyat."
ODELIA SINAGA
Baca juga:
Separuh Kobane Sudah Dikuasai ISIS
Produksi dan Ekspor Freeport Turun
Kerusuhan Xinjiang, Cina Hukum Mati 12 Orang
Pengacara Dilarang Jadi Menteri Hukum dan HAM