TEMPO.CO, Kupang - Warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), resah atas pemadaman listrik bergilir dengan rentang waktu lama serta pemadaman mendadak yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara.
"Sudah hampir satu minggu ini listrik mati tiada henti, baik siang atau malam," kata Yasinta, warga Kota Kupang kepada Tempo. Dia mengaku kesal atas pemadaman listrik yang tidak beraturan ini. "Pernah beberapa hari lalu, pemadamannya sangat lama," katanya.
Menurut dia, PLN tidak seimbang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pasalnya, jika terlambat membayar listrik, pelanggan pasti akan dikenai denda. "Bagaimana kalau listrik PLN mati? Apakah masyarakat harus minta denda? Kan, tidak," katanya.
Dia mengaku tahu bahwa NTT telah memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), namun pemadaman listrik belum berhenti, walau PLTU itu telah beroperasi. "Heran, sudah ada PLTU, tapi listrik masih terus padam," katanya.
Juru Bocara PLN Wilayah NTT, Paul Bolla, mengatakan pemadaman bergilir dilakukan PLN karena PLTU dimatikan sementara untuk proses performance test. Menurut dia, PLTU Unit 1 dan 2 dalam proses tes akhir, sehingga ada beberapa alat yang dipasang untuk pengecekan. "Dipadamkan untuk pasang alat itu, lalu diukur, kemudian dimatikan lagi, lalu dipindahkan ke mesin yang baru," katanya.
Dia mengaku pemadaman masih akan terjadi, namun tidak dalam waktu yang lama. "Pemadaman bergilir ini biasanya diumumkan sebelumnya," katanya. Sedangkan pemadaman yang terjadi secara mendadak, seperti malam tadi dan Ahad pagi ini, disebabkan oleh gangguan. "Kalau gangguan, kapan saja bisa padam," ucapnya.
YOHANES SEO
Baca juga:
BPR Pasok PAD Nusa Tenggara Barat Rp 7,35 M
Poros Muda Golkar Tanyakan Arti 'Tak Tercela'
Demi Catalonia, Barcelona Siap Tinggalkan La Liga
Amir Syamsuddin: Nurhayati Sudah Diberi Sanksi