TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulfkifli Hasan mengatakan beredarnya kabar penjegalan terhadap pelantikan presiden terpilih, Joko Widodo, merupakan bahasa yang menyeramkan. Menurut dia, hal itu bisa meresahkan masyarakat. (Baca: Kalkulasi Pemakzulan Jokowi Versi Zulkifli Hasan)
"Tidak ada penjegalan. Jangan gunakan bahasa yang menyeramkan rakyat," ujar Zulkifli, yang juga politikus Partai Amanat Nasional itu di gedung Nusantara III, kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca: Apa yang Terjadi Jika Pelantikan Jokowi Ditunda?)
Menurut Zulkifli, semua pihak harus menjaga situasi dan kondisi dengan baik menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-Jusuf Kalla. "Saya minta betul, jaga kesejukan," ujarnya. (Baca: Demokrat Emoh Berkoalisi dengan Jokowi)
Sebab, menurut Zulkifli, suasana tenang dan sejuk itu diperlukan untuk menjaga persatuan bangsa. Selain itu, juga bisa memberikan rasa nyaman bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya. "Agar investor tidak bingung akibat kondisi politik yang gaduh," ujarnya. (Berita lain: Pelantikan Jokowi Tidak Lancar, Netizen Bereaksi)
Oleh sebab itu, Zulkifli akan berupaya keras mensukseskan pelantikan itu. Pelantikan presiden dan wakil presiden merupakan cermin bagi wajah bangsa Indonesia, baik di mata masyarakat atau dunia. "Dua puluh Oktober kami bakal kerja keras," ujarnya. (Baca pula: Ical Instruksikan Koalisi Hadiri Pelantikan Jokowi)
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan koalisi Prabowo Subianto akan menghadiri pelantikan tersebut. Mereka mengklaim akan mendukung program pemerintahan mendatang. Dengan catatan, bila program Jokowi kurang bagus, koalisi Prabowo akan meluruskan. "Kami akan jadi penyeimbang, bukan oposisi." (Berita lain: Ilmuwan Desak DPR Kembalikan Hak Pilih Rakyat)
TRI SUSANTO SETIAWAN
Terpopuler lainnya:
Dijegal DPR, Jokowi Tak Segan Keluarkan Hak Veto
Ormas Anarkistis, Jokowi: Gebuk Saja
Krisis, Gudang Garam PHK 2.000 Karyawan