TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 70 hektare (ha) lahan yang terdapat di tiga kecamatan di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 9 Oktober 2014 terbakar habis akibat kekeringan yang melanda wilayah itu.
"Kekeringannya sudah sangat parah sehingga lahan banyak yang kering dan menyebabkan kebakaran," kata Wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun yang dihubungi Tempo, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca juga: Kekeringan Landa 15 Kabupaten di NTT)
Tiga kecamatan yang lahannya terbakar mencakup Atadei, Lebatukan, dan Nagawutun. Api dikhawatirkan melalap seluruh padang dan hutan di Lembata jika hujan tidak turun dalam waktu dekat ini.
Kekeringan yang melanda wilayah itu menyebabkan sedikitnya 100 desa dari 144 desa yang ada di Lembata mengalami kekeringan hebat, terutama masalah air bersih. "Air bersih sangat sulit didapat di daerah ini," katanya.
Menurut Viktor, masyarakat hanya berharap pada air PDAM Lembata, tapi harganya melambung tinggi. Di ibu kota Lembata, Lewoleba, misalnya, harga air mencapai Rp 150 ribu per tangki. Sedangkan di luar kota mencapai Rp 350 ribu per tangki.
Pemerintah telah meminta bantuan pemerintah provinsi untuk membantu mengatasi masalah kekeringan sebab pemerintah daerah kesulitan memberikan bantuan bagi masyarakat.
YOHANES SEO
Berita lain:
Ilmuwan Kecam Politik Bumi Hangus Koalisi Prabowo
Jimly: Pemakzulan Jokowi Nyaris Mustahil
Demokrat Emoh Berkoalisi dengan Jokowi