TEMPO.CO, Banyuwangi - Perahu layar motor Jabal Nur tenggelam di perairan Selat Bali setelah lambung depan kapal pecah dihajar ombak. Saat itu, awak perahu berinisiatif memanjat tiang perahu untuk menelepon kerabatnya di daerah asal keberangkatan perahu itu, Pulau Raas, Sumenep, Jawa Timur.
"Setelah itu, seluruh kapal karam 1 mil di selatan Pulau Takat Mas, Situbondo," kata koordinator SAR pencarian korban perahu layar motor Jabal Nur, Rudi Prahara, di Posko SAR Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Kamis, 9 Oktober 2014.
Perahu itu tenggelam membawa serta 49 penumpangnya yang merupakan rombongan pengantin. Mereka sejatinya mengarah ke Buleleng, Bali, pada Senin lalu. Perahu dinakhodai Munib, yang menikahkan anak angkatnya, Achmad. Namun, di tengah pelayaran itu, cuaca buruk menghadang.
Menurut Rudi, kronologi tenggelamnya perahu layar motor Jabal Nur itu didapat berdasarkan keterangan Syafiudin, satu di antara korban selamat. Menurut dia, Jabal Nur tak dilengkapi pelampung, sehingga jumlah korban tewas cukup banyak. Hingga Kamis siang, jumlah korban tewas mencapai 18 orang, 8 selamat, dan 23 penumpang lainnya masih hilang.
Di antara yang masih dicari itu adalah Bunamah, 50 tahun, dan Vita, 6 tahun. "Sampai hari ini belum ditemukan," kata Busairi, kerabatnya dari Banyuwangi yang sejak Senin malam telah menunggu di Posko SAR Pelabuhan Jangkar. (Baca: Dua Korban Jabal Nur Diselamatkan Nelayan)
Baca Juga:
IKA NINGTYAS
Terpopuler
Novel FPI Menyerahkan Diri ke Polda Metro Jaya
FPI: Ahok Tak Akan Bisa Bubarkan Kami
Seusai Geger MPR, Mega-SBY Kunci Stabilitas Politik
Nazaruddin: Ibas Terima Duit Korupsi Wisma Atlet