TEMPO.CO, Situbondo - Sebanyak 22 personel Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Timur pagi ini terjun ke Situbondo untuk mencari 72 korban Perahu Layar Motor Jabal Nur yang diduga tenggelam di Selat Bali. Basarnas mengerahkan satu unit kapal KN 225 yang memiliki daya jelajah lebih luas.
Kordinator SAR Rescue Unit Basarnas Jember, Rudi Prahara, mengatakan untuk memudahkan kordinasi pencarian korban, Basarnas mendirikan posko SAR di Pelabuhan Jangkar, Situbondo. "Penyisiran ke laut lebih dalam masih kami kordinasikan," kata Rudi, Rabu, 8 Oktober 2014.
Delapan anggota Basarnas Jember bersama TNI AL dan Satuan Polisi Air sejak Selasa, 7 Oktober 2014 menyisir perairan barat dan timur Selat Bali di Kecamatan Banyuputih. Perairan tersebut awalnya diduga sebagai tempat tenggelamnya perahu Jabal Nur.
Namun, setelah disisir dengan tiga perahu karet, Basarnas tak menemukan bangkai kapal, korban maupun barang-barang bawaan korban. "Semuanya nihil, informasinya masih simpang-siur," kata dia.
Perahu Layar Motor Jabal Nur mengangkut 72 orang, termasuk ABK dan rombongan calon pengantin pria dari Desa Brakas, Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura. Sebanyak 49 penumpang di antaranya berasal dari satu dusun, yakni Dusun Talangoh, Pulau Ra'as. Sedangkan sisanya berasal dari dusun-dusun lain.
Baca Juga:
Mereka menuju Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, untuk melangsungkan pernikahan pada Rabu hari ini. Perahu yang dinahkodai Munib itu berangkat dari Raas pada Senin, 6 Oktober pukul 09.00 WIB. Namun, saat masuk Selat Bali, mesin perahu tiba-tiba mati. Kondisi diperparah karena pompa air juga mati sehingga tak bisa menyedot air keluar dari perahu.
Saat mesin perahu mati, salah satu korban sempat menghubungi kerabatnya di Pulau Raas. Setelah itu, seluruh telepon seluler penumpang tak bisa dikontak. Nasib 72 orang di dalam perahu belum diketahui.
Salah satu kerabat korban, Tolak, mengatakan sangat kaget mendengar kabar hilangnya perahu tersebut. "Semoga mereka semua selamat," ucap Tolak saat mencari ikan di Banyuwangi, Selasa.
Tolak mengatakan perahu tersebut milik Paong, seorang staf Dinas Perikanan Sumenep. Ukuran perahu sekitar 17 x 6 meter dengan lambung berwarna merah. Perahu tersebut memang sering disewa penduduk bila akan bepergian ke luar Pulau Raas. "Biasanya dua kali sepekan mengantar penduduk Raas ke Sumenep dengan tarif Rp 50 ribu per orang," kata Tolak, 40 tahun.
IKA NINGTYAS
Baca juga:
Banyuwangi Anggarkan Pilkada Langsung Rp 47 Miliar
Pembongkaran Kios, Jalan Margonda Depok Ditutup
Mayang Suka Bergaul dengan Waria Sejak Remaja
Korupsi Dana Rumah Miskin, Pejabat Ini Diperiksa