Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Tolak Amplop Pemberian Gubernur Riau  

image-gnews
Gubernur Riau, Annas Maamun, memperagakan apa yang dilakukan oleh WW yang diperankan oleh stafnya di Hotel Sultan, Jakarta, 11 September 2014. Anas Maamun, dengan tegas membantah dirinya melakukan pelecehan seksual seperti yang dituduhkan wanita berinisial WW. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Gubernur Riau, Annas Maamun, memperagakan apa yang dilakukan oleh WW yang diperankan oleh stafnya di Hotel Sultan, Jakarta, 11 September 2014. Anas Maamun, dengan tegas membantah dirinya melakukan pelecehan seksual seperti yang dituduhkan wanita berinisial WW. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Eksekutif Mahasiswa se-Riau memenuhi undangan dialog Gubernur Riau Annas Maamun di rumah dinas gubernur di Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Ahad malam, 14 September 2014. Dialog dengan tema mahasiswa bertanya, gubernur menjawab itu diakhiri dengan bagi-bagi amplop. Namun para mahasiswa menolak mentah-mentah.

"Sejak awal pertemuan itu kami telah berkomitmen akan menolak jika ada pemberian dari Gubernur," kata Ketua BEM Universitas Riau Zulfa Hendri kepada Tempo, Selasa, 16 September 2014. (Baca berita sebelumnya: Dikepung Mahasiswa, Gubernur Riau Ngacir)

Foto upaya bagi-bagi amplop itu beredar di kalangan wartawan. Dalam foto tersebut tampak Annas Maamun yang mengenakan batik cokelat memegang setumpuk amplop saat bersalaman dengan mahasiswa seusai pertemuan.

Zulfa menuturkan mahasiswa datang atas undangan Gubernur Annas untuk makan malam bersama dan berdiskusi. Selama hampir tiga jam pertemuan tersebut, Gubernur memaparkan program kebijakan pembangunan di Riau, baik soal kesejahteraan rakyat, pengentasan kemiskinan maupun rumah layak huni untuk rakyat. Mahasiswa sendiri memberikan masukan soal pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat Riau.

Menurut Zulfa, dalam kesempatan itu Annas juga mengklarifikasi isu asusila yang kini santer beredar di tengah masyarakat. Annas, kata Zulfa, membantah tuduhan yang menyudutkan dirinya tersebut. "Dengan menyebut nama Allah, Pak Annas membantah segala tuduhan. Menurut dia, isu tersebut sengaja dipolitisasi oleh orang yang tidak senang dengan dirinya," ujar Zulfa. (Baca: Annas Maamun Curhat Soal Isu Asusila)

Zulfa mengaku menolak pemberian amplop Gubernur untuk menghindari persepsi negatif dari masyarakat. Mahasiswa, kata dia, akan mendukung penuh kebijakan pemerintah daerah selama membawa kebaikan untuk masyarakat Riau. "Kami menolak pemberian (uang) Gubernur. Pemberian itu seyogyanya buat pengembangan akademik," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Provinsi Riau Yoserizal mengaku tidak mengetahui adanya bagi-bagi amplop dalam pertemuan tersebut. "Tidak tahu saya. Setahu saya itu hanya pertemuan untuk silaturahmi dengan mahasiswa," katanya. 

Sebelumnya, mahasiswa Riau sering turun ke jalan menentang kebijakan pemerintah yang dinilai janggal. Begitu juga dalam masalah isu asusila yang diadukan oleh perempuan berinisial WW, anak bekas Anggota Dewan Perwakilan Daerah Soemardhi Thaher, ke Markas Besar Polri. Belakangan Annas Maamun balik melaporkan WW atas tuduhan pencemaran nama baik dan penyebar fitnah. (Baca juga: Pihak WW Siapkan Bukti Sangkal Gubernur Riau)

RIYAN NOFITRA

Baca juga:
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Dibui Seumur Hidup
Hazard Jadi Pemain Bergaji Tertinggi di Chelsea
Kanye West Kembali Desak Kim Berhenti Syuting
Tantang Muenchen, Manchester City tanpa Pelatih

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

27 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

29 hari lalu

Aktor dan produser Johnny Depp hadir dalam sesi pemotretan untuk mempromosikan film dokumenter
Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.


Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

31 hari lalu

Dan Schneider, mantan produser Nickelodeon. Foto: YouTube DanWarp
Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

32 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

34 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, Sekjen KPK, Cahya Hardianto Harefa, Direktur Penindakan Asep Guntur Rahayu (kiri) dan juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan), menghadirkan 15 orang petugas Rutan KPK resmi memakai rompi tahanan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

45 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan


Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

50 hari lalu

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan


Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

51 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno alias ETH, 72 tahun, saat tiba di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual


Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

51 hari lalu

Demonstran membakar kayu dan kardus di depan Gedung Rektor Universitas Pancasila, saat demonstrasi menolak rektor yang diduga mmelakukan pelecehan di Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.


Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

52 hari lalu

Sekretaris YPPUP Yoga Satrio didampingi Plt Rektor Universitas Pancasila Sri Widyastuti (tengah) dan Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono saat jumpa pers di lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual