TEMPO.CO, Sleman - Para peternak di lereng Gunung Merapi mengikuti latihan evakuasi ternak, Ahad, 14 September 2014. Evakuasi ternak dianggap sangat menentukan keselamatan warga yang tinggal di kawasan lereng gunung api aktif itu.
Koordinator simulasi evakuasi ternak, Wangsit, mengatakan para peternak harus dilatih mengevakuasi hewan mereka. Sebab, warga lereng gunung itu memandang ternak sebagai harta berharga. "Dulu peternak tidak mau diungsikan karena menjaga ternak mereka. Sudah naik, truk turun lagi karena ternaknya belum diungsikan," katanya, kemarin. (Baca juga: Sapi di Lereng Merapi Didaftarkan Asuransi)
Latihan evakuasi ternak diikuti sekitar 80 peternak dari lima wilayah, di antaranya, Karangkendal dan Plosokerep (Umbulharjo) serta Kuwang dan Randusari (Argomulyo). Di beberapa hunian tetap para mantan pengungsi Merapi itu ada kandang komunal yang dikelola oleh para peternak secara berkelompok. (Baca juga: Warga Lereng Merapi Berlatih Evakuasi Ternak)
Mayoritas ternak sapi perah berada di lima kecamatan yang semuanya berada di lereng Merapi, yaitu Cangkringan, Pakem, Turi, Tempel, dan Ngemplak. Sedangkan jumlah ternak di lereng Merapi merupakan jumlah mayoritas dibandingkan dengan wilayah lain di Sleman.
Para peternak dan dinas terkait serta badan penanggulangan bencana daerah mengajukan rancangan rencana kontigensi sektor peternakan untuk ancaman erupsi gunung Merapi. Kontigensi ternak merupakan pedoman tanggap darurat yang cepat dan efektif untuk evakuasi dan penanganan ternak.
"Karena populasi ternak di kawasan lereng Merapi sangat tinggi," kata Wakil Bupati Sleman Yuni Satuan Rahayu yang baru saja mendapatkan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Kebangsaan Malaysia itu.
SYAIFULLAH
Berita lain:
Laniakea, Ini Alamat Baru Umat Manusia
Kata Lulung Soal Ahok Sebut DPRD Pemeras
Jokowi Kunjungi Penjahit Langganan, Pesan Apa?