TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik menyebut penyelenggaran pemilu langsung di Indonesia sebagai warisan kekayaan.
"Kita memiliki kekayaan atas proses penyelenggaraan pemilu dalam khazanah pemilu dunia. Kita termasuk negara paling kaya raya dalam konteks pengalaman pemilu langsung," katanya setelah menghadiri diskusi dengan beberapa pengamat pemilu di gedung KPU, Jakarta, Rabu, 10 September 2014.
Indonesia, kata Husni, merupakan laboratorium politik dunia dalam konteks praktek-praktek pemilu langsung yang menghargai hak-hak rakyat. Indonesia dinilai menerapkan prinsip one man one vote. (Baca: LSM Bandung Tolak Pilkada Lewat DPRD)
"Kita adalah negara terbesar di dunia yang menerapkan prinsip ini. India itu parlementer, Amerika itu pakai electoral college. Jadi, di dunia, posisi kita terhormat," katanya.
Ihwal potensi konflik, Husni punya pandangan yang berbeda. "Enggak ada (konflik) yang murni inisiatif masyarakat. Kalau yang kami lihat proses di lapangan, kayaknya enggak ketemu. Tanpa pilkada langsung atau tidak langsung, konflik masyarakat tetap ada dan mudah dipicu oleh apa pun," katanya.
Adapun ihwal maraknya korupsi, Husni mengatakan tidak terkait langsung dengan sistem pemilu. "Korupsi itu bukan soal langsung keterkaitannya dengan cara memilih, tapi dari perilaku orang per orang," katanya.
Namun, Husni menegaskan, pendapatnya ini bukanlah sikap lembaganya. (Baca: PKS Ancam Pecat Kader yang Tolak Pilkada DPRD )
"Sekali lagi, KPU belum berpendapat. Posisi kami sampai sekarang adalah pasif menunggu pelibatan yang akan dilakukan, mudah-mudahan, oleh pemangku kepentingan pembuat undang-undang, yakni pemerintah dan DPR," katanya.
Husni berjanji akan menyampaikan aspirasi para pengamat pemilu yang hadir di KPU hari ini ke rapat pleno pimpinan. Para pengamat tersebut antara lain Ray Rangkuti, Philips Vermonte, Jojo Rohi, Afifudin, Lucius, dan Jerry Sumampow.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita Terpopuler
Jokowi Tolak Mercy, Sudi: Mau Mobil Bekas?
RUU Pilkada, Jokowi Siap Terima Ahok Jadi Sekutu
Gerindra: Ahok Tak Tahu Terima Kasih