TEMPO.CO, Tangerang: Populasi kera ekor panjang (Macaca fasci cularis) di hutan Taban terancam punah dan membutuhkan perlindungan. "Primata yang hidup berkoloni ini jumlahnya terbatas," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteliner Dinas Peternakan, Kabupaten Tangerang, Febya Satyaningsih, kepada Tempo, Rabu, 3 September 2014.
Sikap agresif yang dilakukan kera tersebut dengan menyerang dan menggigit warga sekitar, kata Febya, adalah sinyal jika binatang ini terganggu dan ekosistemnya terancam. Lingkungan mereka terganggu, persediaan makan di dalam hutan berkurang yang akhirnya menyerang perkampungan warga.
Monyet liar yang berada di hutan Taban merupakan jenis kera ekor panjang yang termasuk hewan dilindungi. Kera jenis ini hidup secara berkelompok (koloni) yang terdiri dari 10 sampai 12 ekor yang dipimpin seekor pejantan utama (alphamale) yang sekaligus membuahi seluruh betina.
Meski sang pejantan mampu membuahi seluruh betina dalam 10 menit, Febya mengatakan justru cara berkembang biak kera ini terbilang lama. Seekor induk bisa melahirkan seekor anak dalam kurun waktu tiga tahun. Proses hamil dan melahirkan 9 bulan, menyusui 6 bulan, selama proses itu si betina tidak bisa dikawini. Sehingga, pertumbuhan populasi binatang ini terbilang lambat.
Dinas Peternakan Kabupaten Tangerang, katanya, tidak memiliki kewenangan dalam penanganan hewan dilindungi tersebut. Menurutnya, kewenangan ada pada Direktorat Jenderal Perlindungan Hewan, Hutan, dan Pelestarian Alam Kementerian Kehutanan.
JONIANSYAH