TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu, mengatakan kata "penyeimbang" merupakan kata yang digunakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjelaskan posisi partai di DPR.
Ini karena Konstitusi tidak mengenal kata oposisi. Ketika Tempo mengklarifikasi apakah maksud kata "penyeimbang" yang dimaksud adalah "oposisi", Umam menjawab, "Pasti".
Umam juga menampik wacana ada pembicaraan mengenai pembagian kursi dari PDIP ke Partai Demokrat. "Tidak ada itu. Hanya komunikasi politik biasa antara anggota DPR. Saya tidak tahu jika pembicaraan SBY dan Jokowi di Bali apakah akan membahas mengenai hal itu (arah koalisi), tapi kita lihat yang sudah saja. Demokrat tetap di Koalisi Merah Putih," kata dia.
Pernyataan Umam ini juga senada dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua.
"Bedakan antara komunikasi politik dengan kerja sama politik. Selama ini kami di DPR hanya komunikasi politik biasa," kata Max. "kalau kerja sama politik itu ada tanda tangan antara ketua umum (PDIP dan Partai Demokrat)."
Max menegaskan bahwa garis Partai Demokrat yang disampaikan Ketua Umum SBY sudah jelas, yaitu sebagai partai penyeimbang di luar pemerintahan. "Itu garis kami," kata Max.
Meski demikian, Max mengaku banyak mendapat tawaran dari kader PDIP di DPR agar Partai Demokrat merapat ke koalisi partai pendukung Jokowi. "Tapi yang namanya tawaran dari kader itu, kan, tidak berarti apa-apa kalau ketua umum kedua partai berkata lain," kata dia.
Max meminta agar jangan ada paksaan agar Partai Demokrat untuk merapat ke Jokowi. "Dan ingat, pembicaraannya bukan Jokowi-Demokrat, tapi PDIP-Demokrat karena Jokowi itu di bawah PDIP," kata Max.
RIDHO JUN PRASETYO