TEMPO.CO, Bangkalan - Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jendral Unggung Cahyono memerintahkan Kepolisian Resor Bangkalan untuk menempatkan personelnya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang mengalami kelangkaan BBM akibat berkurangnya pasokan BBM dari Pertamina. "Saya minta SPBU dijaga polisi, untuk mencegah berbagai kerawanan," katanya di Bangkalan, Selasa, 26 Agustus 2014.
Kerawanan yang biasa muncul saat pasokan BBM berkurang, kata Unggung, adalah aksi penimbunan BBM oleh pedagang demi mencari keuntungan. Seperti yang terjadi di Trenggalek, polisi mengungkap penimbunan Premium hingga 24 ton oleh warga. "Jangan sampai terjadi penimbunan BBM," ujar dia. (Baca:BBM Bersubsidi Seret, Jokowi Disalahkan)
Namun, Unggung melanjutkan, tidak semua SPBU di Bangkalan harus dijaga polisi. Penjagaan, kata dia, hanya di SPBU yang menerima kebijakan pengurangan pasokan BBM sehingga menyebabkan antrean pembeli hingga ke badan jalan. "Dari 835 SPBU se-Jatim, hanya 42 SPBU yang jatah BBM dikurangi," katanya tanpa merinci lokasi ke 42 SPBU tersebut.
Soal jumlah personel, menurut Unggung, setiap SPBU akan dijaga 4 personel terbuka dan 2 personel tertutup. Selain menjaga keamanan di areal SPBU, mereka juga ditugaskan menertibkan antrean pembeli agar tidak menggangu lalu lintas kendaraan. (Baca: Jokowi Akan Temui SBY Bahas Kenaikan BBM)
Akibat kelangkaan Premium di Bangkalan, membuat harga bensin eceran naik tajam dari Rp 7 ribu menjadi antara Rp 8 ribu-10 ribu per liter. "Terpaksa kami naikkan, karena untuk dapat BBM, kami antre hingga 10 jam," kata Rohim, pengecer bensin di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah. (Baca: IHSG Melemah Akibat Kabar Kelangkaan BBM)
MUSTHOFA BISRI
Baca juga:
Miley Cyrus Kapok Bawa Goyang Twerking Lagi
PBR Bidik Pemain Lain, Nasib Gaston?
Ini Kata Hanura Soal Perampingan Kabinet Jokowi
16 WNI Ditipu Jadi Penari Bugil di Malaysia