TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta, Ridnan Wargianto, mengatakan separuh dari jumlah pengajar di sekolahnya belum memperoleh pelatihan Kurikulum 2013. "Kami baru mengirimkan nama-nama guru yang belum dilatih ke Suku Dinas Pendidikan," kata Ridnan saat ditemui Tempo di kantornya, Jumat, 22 Agustus 2014.
SMAN 78 memiliki 74 tenaga pengajar. Jumlah tersebut sudah termasuk tenaga honorernya. Ridnan mengatakan sekitar 37 guru yang belum memperoleh pelatihan, terkendala dalam menerapkan Kurikulum 2013.
Sementara ini, pihak sekolah menyiasatinya dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dalam musyawarah itu, pengajar yang telah memperoleh pelatihan disarankan untuk membagi pengalamannya kepada guru satu mata pelajaran. "Musyawarah itu sedikit membantu pengajar kami dalam menerapkan Kurikulum 2013," kata Ridnan.
Meski kesulitan, ia mengakui Kurikulum 2013 lebih bagus ketimbang Kurikulum 2006. Alasannya, sistem pembelajaran yang dipakai berbeda sehingga merangsang anak lebih kreatif. Guru pun lebih objektif dalam melakukan penilaian terhadap siswanya.
Dia mengklaim sistem ajaran baru ini membuat siswa tak bosan. Waktu mengajar guru juga lebih efektif ketimbang waktu mengajar pada Kurikulum 2006.
Namun Ade Rizal, 15 tahun, tak setuju dengan pendapat gurunya. Menurut siswa kelas X SMAN 78 itu, Kurikulum 2013 membuat siswa kelelahan. "Waktu libur kami harus dipakai untuk mengerjakan tugas," kata dia. Padahal, lanjutnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta bilang Sabtu-Minggu adalah waktu untuk keluarga.
Sama halnya dengan Thariq Madani, 14 tahun. Siswa kelas X SMA Negeri 78 ini menilai Kurikulum 2013 merepotkan siswa dalam mengerjakan tugas. Biasanya, dalam sehari guru memberikan satu sampai empat pekerjaan rumah. Tapi saat ini, dirinya mesti mengerjakan belasan pekerjaan rumah sekaligus. "Apalagi kamu harus presentasi di sekolah. Capek juga."
PERSIANA GALIH
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat
Kenapa Jokowi Minta Paspampres Tak Kaku?
Jokowi Disarankan 'Pegang' SBY ketimbang Ical
Seusai Putusan MK, Prabowo Curhat di Facebook
Prabowo Terus Menggugat, Siapa Paling Diuntungkan?