TEMPO.CO, Cirebon - Organda Cirebon memprotes kebijakan pembatasan penjualan BBM yang diterapkan PT Pertamina. Usaha angkutan kota (angkot) pun tinggal 10 persen yang beroperasi. "Sekarang kami kesulitan untuk mendapatkan BBM," ujar Sekretaris Organda Cirebon, Karsono, Ahad, 24 Agustus 2014. (Baca: BBM Dibatasi, SPBU di Cirebon Kekurangan Stok)
Dia menyebutkan para sopir sudah mengantre berjam-jam, tapi Premium tak bisa didapat. Untuk menggunakan Pertamax tentu saja mereka kesulitan. "Karena ongkos penumpang tidak bisa dinaikkan sepihak," ujarnya.
Akhirnya, daripada merugi, sopir angkot pun memilih untuk tidak beroperasi. "Kalau saat ini ada yang beroperasi, itu karena mereka berhasil mendapatkan Premium," kata Karsono.
Namun yang beroperasi saat ini jumlahnya sangat sedikit. "Paling hanya tersisa 10 persen," ujar Karsono. Tidak beroperasinya angkot bisa dilihat dari sepinya beberapa ruas jalan di wilayah Cirebon.
Sedangkan untuk angkutan antar-kota antar-provinsi (AKAP) dan antar-kota dalam provinsi (AKDP), seperti bus, Karsono mengungkapkan bahwa sopir-sopir mereka sudah diperintahkan untuk mengisi BBM di luar wilayah Cirebon. "Kalau bus ke Bandung, kami sudah minta untuk isi BBM di daerah Sumedang," kata Karsono.
Dengan demikian, saat masuk ke Cirebon, tangki BBM sudah penuh dan tidak perlu lagi mencari-mencari di Cirebon. Begitu juga untuk bus tujuan Jakarta, menurut Karsono, masih bisa mengisi BBM di daerah Subang atau Purwakarta.
Adapun Firdaus, 53 tahun, warga Perumnas Kota Cirebon, mengatakan tidak bisa pergi ke mana-mana karena angkot yang biasanya 24 jam tiada henti melewati rumahnya tak kunjung datang. "Saya nunggu hampir dua jam di pinggir jalan. Angkot tidak lewat juga," katanya. (Baca juga: Di Pulau Masalembu, Premium Rp 25 Ribu per Liter)
IVANSYAH
Berita Lain
Istri PM Malaysia Pulang Kampung ke Sumatera Barat
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Wibawa Golkar Turun Jika Gabung ke Jokowi
Tak Ada Pilpres Putaran Kedua, Ke Mana Duit Rp 3,9 Triliun?