TEMPO.CO, Lumajang - Khatib-khatib salat Jumat di sejumlah masjid di Kabupaten Lumajang mengusung tema ceramah tentang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Isi ceramah atau khotbah mereka hampir seragam: mengecam ISIS.
Khatib salat Jumat di Masjid Agung Anas Mahfudz, KH Masruri Zain, berkhotbah tentang brutalisme ISIS, Jumat, 15 Agustus 2014. Di hadapan lebih dari 1.000 anggota jemaah masjid terbesar di Lumajang ini, Masruri menyatakan paham ISIS sesat.
Masruri menyebut ISIS sebagai gerakan pemberontak terhadap pemerintah di Irak dan Suriah. "Gerakan ini sangat brutal dan tidak segan untuk membunuh kelompok yang berbeda paham dengan mereka," kata Masruri dari atas mimbar.
Masruri juga mengatakan brutalisme ISIS sudah memakan korban jiwa hingga 15 ribu orang. Selain melakukan kejahatan berupa pembunuhan, ISIS juga mengebom makam Nabi Yunus. "ISIS juga mengatakan akan menghancurkan Ka'bah," ujarnya.
Dia menyatakan gerakan ISIS menyimpang dari ajaran kebaikan Nabi Muhammad SAW. "Dalam Piagam Madinah, Rasulullah tidak memusuhi, dan bahkan melindungi umat yang beragama lain," katanya.
Isi Piagam Madinah, kata dia, segaris dengan maksud yang dikandung Pancasila. "Artinya, jelas-jelas ISIS menyimpang dari Pancasila," katanya. Karena itulah, kata dia, Tentara Nasional Indonesia akan menumpas gerakan ini jika muncul di Indonesia.
Materi khotbah tentang ISIS juga dibawakan oleh khatib salat Jumat di Masjid Al-Ikhlas, Jalan Bengawan Solo. Anang, peserta salat Jumat di masjid kalangan Muhamadiyah tersebut mengatakan sang khatib mengutuk kekerasan yang dilakukan kelompok ISIS. "Para pemuda jangan sampai terjerumus untuk mengikuti golongan ini," kata Anang, menukil materi khotbah tersebut kepada Tempo.
Khatib Masjid Al-Ikhlas juga meminta para orang tua untuk menasihati anak masing-masing yang sedang merantau agar berhati-hati. "Jangan sampai anak-anak muda kita terjerumus dan mengikuti golongam ISIS ini," katanya.
Khatib ini juga mendukung penolakan pemerintah setempat terhadap penyebaran paham ISIS di wilayah itu. Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten dan Muspida Lumajang serta sejumlah elemen masyarakat telah mendeklarasikan penolakan terhadap penyebaran paham ISIS di kabupaten tersebut. Deklarasi ini juga disertai dengan penandatanganan kesepakatan tentang penolakan terhadap ISIS.
DAVID PRIYASIDHARTA