TEMPO.CO, Karanganyar - Keluarga tidak yakin bahwa Riyanto, warga Karanganyar yang ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI, terlibat kasus terorisme. "Saya tidak percaya kalau suami saya teroris. Pekerjaannya hanya berdagang," kata Sumiyem, istri Riyanto, Selasa, 12 Agustus 2014.
Pada Senin siang, Riyanto ditangkap Densus 88 Antiteror. Pria 32 tahun ini adalah warga Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. (Baca juga: Rumah Pendukung ISIS di Karanganyar Digeledah)
Setelah penangkapan, tim Densus menggeledah rumah Riyanto. Dari rumah tersebut disita beberapa barang, seperti sepucuk pistol merek Brown, 24 butir peluru, telepon seluler, buku bertema jihad, uang tunai Rp 7 juta, kartu perdana, buku rekening, dan VCD.
Selain menangkap Riyanto, tim Densus juga membawa istri dan tiga anak Riyanto untuk diperiksa. Setelah diperiksa sebagai saksi, mereka dipulangkan.
Ditemui di rumahnya di RT 3 RW 14 Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Sumiyem mengatakan tidak percaya bahwa suaminya memiliki dan menyimpan senjata api berikut peluru. "Saya tidak pernah tahu ada pistol yang disimpan di rumah," ucapnya.
Dia mengaku bertemu dengan Riyanto di Jakarta. Setelah menikah, mereka tinggal di Jakarta selama sepuluh tahun. Sejak 2009, mereka pulang ke kampung halaman di Karanganyar.
Sumiyem yang membuka usaha jahit mengatakan tidak tahu dengan siapa saja suaminya bergaul selain dengan warga kampung. "Kadang ada temannya yang datang dan beli bakso kuah. Tapi saya tidak tahu apa yang dibicarakan," katanya.
Menurut dia, aktivitas terakhir suaminya adalah mengantar anak mereka ke sekolah. Lalu beli kain untuk bahan jahit. Kemudian tiba-tiba dia diberi tahu suaminya ditangkap.
Kepala Desa Berjo Dwi Haryanto mengatakan Riyanto aktif dalam kegiatan kampung, seperti kerja bakti. Selama ini tidak ada aktivitas yang mencurigakan.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lain:
Aktor Robin Williams Ditemukan Tewas
Jenderal Moeldoko: Tak Ada Korupsi di TNI
TNI Ogah Diperiksa KPK