TEMPO.CO , Malang - Cuaca buruk yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir memaksa sejumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Malang membatasi area pencarian ikan. Sebagian besar nelayan bahkan terpaksa berhenti melaut.
Tinggi gelombang laut yang mencapai 5 meter dengan kecepatan angin hingga 30 knot membuat tangkapan ikan merosot sampai 70 persen. Tangkapan ikan yang sedikit membuat harga ikan mahal. Inilah yang dirasakan sekitar 2.650 nelayan di Dusun Sendangbiru, Tambakrejo, dan Tambaksari, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Penasihat Kelompok Nelayan Rukun Jaya di Sendangbiru, Sudarsono, mengatakan seluruh nelayan kemarin menerima surat edaran dari Stasiun Meteorologi Maritim Perak, Surabaya, yang berisi peringatan kepada nelayan agar mewaspadai peluang gelombang tinggi hingga 5 meter di sejumlah perairan Indonesia. Surat edaran itu berlaku 5-6 Agustus 2014. "Sekitar 40 persen dari kami tetap melaut dengan esktra-hati-hati dan 60 persen lagi memilih berhenti sampai cuaca kembali normal," katanya, Jumat, 8 Agustus 2014.
Sudarsono sendiri memilih berhenti melaut karena, selain berbahaya, hasil tangkapan juga sedikit. Dengan kondisi gelombang tinggi dan kecepatan angin 30 knot, posisi ikan semakin ke tengah laut. "Itu sebabnya nelayan harus berlayar sejauh 370-463 kilometer dari garis pantai, meski hasilnya tidak seberapa," ujarnya yang juga Kepala Desa Tambakrejo.
Adapun Ketua Kelompok Nelayan Rukun Umar Hasan menuturkan tangkapan yang merosot membuat nelayan sangat sulit memenuhi permintaan ikan yang tinggi dari Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, dan daerah lain di Jawa Timur. Tangkapan ikan hanya mencukupi kebutuhan penduduk Kota Malang.
Umar mencontohkan, rata-rata nelayan kini hanya mampu menangkap cakalang seberat 200 kilogram per hari. Saat cuaca normal, jumlah tangkapan cakalang 1,5 ton per hari. Tongkol kecil yang ditangkap kini paling banyak 200 kilogram, merosot jauh dari tangkapan pada masa normal sebanyak 5-10 ton per hari. Jumlah tangkapan tenggiri paling anjlok, dari 100 kilogram menjadi sekitar 5 kilogram. Hanya tangkapan dan harga ikan tuna yang relatif stabil.
Selain nelayan di Desa Tambakrejo, nelayan-nelayan di Ngliyep, Kecamatan Donomulyo; Balekambang, Kecamatan Bantur; Bajulmati dan Wonorogo, Kecamatan Gedangan; Lenggoksono dan Sipelot, Kecamatan Tirtoyudo; serta Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, juga dilaporkan mulai berhenti melaut.
ABDI PURMONO
Baca juga:
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah
5 Gugatan Prabowo yang Dipertanyakan Hakim MK
Orang Kaya Baru Indonesia Tersebar di Pedalaman
Merasa Kecewa, Pendukung Prabowo Pindah Dukungan