TEMPO.CO, Sumenep - Cuaca buruk yang melanda perairan Selat Madura di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tidak hanya membuat pelayaran lumpuh total, tetapi juga membuat sejumlah pegawai negeri sipil yang berdinas di wilayah kepulauan terpaksa bolos kerja. "Harusnya kapal DBS berangkat sejak Minggu, tapi karena ombak besar pelayaran ditunda," kata Abdullah, PNS di Kecamatan Pulau Kangean, Selasa, 5 Agustus 2014.
Abdullah mengatakan sudah dua hari tertahan di Pelabuhan Kalianget bersama ratusan calon penumpang lainnya. "Mau bagaimana lagi, kami terpaksa bolos," ujar dia.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Hadi Soetarto mengatakan tidak akan memberikan sanksi kepada para PNS di kepulauan yang bolos kerja pada hari pertama kerja usai libur panjang Hari Raya Idul Fitri. "Ini kondisi darurat, tidak mungkin berenang, kan?" kata dia. (Baca juga: Soekarwo Sidak PNS di Kantor Pemprov Jatim)
Hadi hanya meminta para PNS yang bertugas di wilayah kepulauan agar segera kembali ke pulau tempat mereka bekerja saat Syahbandar Kalianget mencabut status cuaca buruk. "Kalau kapal sudah boleh berlayar, harus cepat kembali bertugas," ia menegaskan. (Baca juga: Korban Hilang di Laut Selatan Malang Ditemukan)
Sebelumnya, Administrator Pelabuhan Kalianget mengeluarkan larangan berlayar kepada seluruh kapal penumpang karena cuaca buruk melanda wilayah perairan Sumenep. "Ombak saat ini mencapai 4 meter, di Pulau Masalembu ombak mencapai 6 meter," kata Petugas Pelaksana Lalu Lintas Angkutan Laut dan Barang, Pelabuhan Kalianget, Taufik, Senin, 4 Agustus 2014.
Cuaca buruk tersebut, kata dia, sangat membahayakan pelayaran, baik kapal besar atau kecil. BMKG Tanjung Perak, ucap Taufik, memprediksi ombak besar akan berlangsung hingga 7 Agustus mendatang. "Kami tidak akan keluarkan izin berlayar sampai cuaca membaik," ujar dia.
Akibat cuaca buruk tersebut, lima kapal yang melayani lintasan pemudik ke wilayah kepulauan saat ini terpaksa bersandar di Pelabuhan Kalianget. Lima kapal tersebut adalah Kapal Express Bahari 3C, Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS) I, dan tiga kapal perintis, yaitu kapal Asia 1, Sabuk Nusantara 27, dan Amukti Palapa.
Taufik mengatakan pihaknya hanya mengizinkan kapal milik PT Darma Lautan Utama yang melayani rute Pelabuhan Kalianget ke Pelabuhan Jangkar Situbondo. "Tapi tetap tidak kami izinkan untuk singgah ke Pulau Raas dan Sepudi karena ombak sangat besar," ucapnya.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
Massa Kubu Prabowo-Hatta Paksa Gembok KPU
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Jokowi Bantah Tudingan Preteli Koalisi Pro-Prabowo
Justin Bieber Serang Orlando Bloom di Pesta