Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Munir 'Manggung' di Lokananta  

image-gnews
Lukisan dengan judul Munir dalam pameran Luka karya Haris Purnomo di Galeri Salihara, Jakarta (28/4). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Lukisan dengan judul Munir dalam pameran Luka karya Haris Purnomo di Galeri Salihara, Jakarta (28/4). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Solo - Banyak cara untuk bertutur tentang sejarah kehidupan seorang tokoh. Salah satunya, melalui sebuah karya seni. Pelukis asal Solo, Saifuddin Hafiz, membuat biografi Munir melalui lembaran kanvas.

Pameran tunggal seni rupa bertajuk Melawan Lupa itu memang didedikasikan untuk pejuang hak asasi tersebut. Sejumlah 17 karya seni dipajang di ruang pamer yang berada di Perusahaan Rekaman Lokananta, Solo, 12-17 Juli 2014.

Masing-masing karya terdiri dari beberapa lukisan yang memiliki kemiripan. Jika ditotal, ada lebih dari seratus lukisan yang dikerjakan sejak dua puluh bulan lalu. Beberapa buku dan majalah yang pernah menjadi referensi selama berproses digantungkan di sebuah ruang kecil sebagai seni instalasi. (Baca: Menteri Agama Sebut Munir Paling Berjasa dalam HAM)

Sebenarnya, hampir semua lukisan yang ada di ruang pamer itu senada. Lukisannya terfokus dalam potret wajah Munir dengan pose yang sama. Namun, Saifuddin menggabungkannya dengan berbagai kombinasi sehingga lukisan wajah pria berkumis itu tidak terkesan monoton.

Lukisan berjudul Sejarah di Wajah menjadi karya utama dalam pameran itu. Saifuddin menceritakan perjalanan hidup seorang Munir sejak lahir hingga wafatnya. Biografi itu diceritakan melalui deretan lima karya di atas kanvas yang tergantung di dinding ruang pamer.

Dalam lukisan pertama, terlihat wajah Munir yang didominasi warna biru dengan janin bayi di keningnya. Di bawah lukisan tersebut terdapat gundukan tanah dengan sebuah telur di atasnya. Saifuddin mencoba menceritakan kelahiran Munir melalui lukisan tersebut.

Sedangkan lukisan yang berada di sebelahnya masih menonjolkan gambar wajah Munir. Wajah abstrak tersebut berbaur dengan gambar tumpukan buku di bagian pipinya. Dominasi warna hijau dalam lukisan itu menunjukkan masa kanak-kanak di mana Munir mulai mengenyam pendidikan. (Baca: Jenderal Terbelit HAM di Kubu Jokowi dan Prabowo)

Gambar di sebelahnya masih senada. Bedanya, gambar tumpukan buku diganti dengan tumpukan peti berisi masalah serta lukisan timbangan. Bagian tersebut bercerita tentang Munir yang mulai berjuang menegakkan keadilan. Semangat yang tidak pernah padam disimbolkan melalui dominasi warna merah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada lukisan keempat, Saifuddin menghiasi wajah Munir dengan sebatang pensil yang patah di bagian tengah. Di bawahnya terdapat lukisan peluru perwarna keemasan dengan tulisan arsenik serta logo maskapai penerbangan. Lukisan ini bercerita tentang sekolahnya di luar negeri yang harus terputus: karena dia dibunuh dengan racun, kata pelukisnya, Saifuddin.

Sedangkan deretan terakhir masih lukisan wajah Munir dengan rambut yang tertutup untaian bunga. Bagian bawahnya terdapat lukisan batu nisan. Lukisan itu merupakan penutup dari biografi aktivis Komisi untuk Orang Hilang tersebut.

Dalam karya yang lain, My Uniform, Saifuddin melukis sosok tubuh dengan mengenakan kaos bergambar Munir dalam berbagai desain. Kaos tersebut menjadi semacam seragam bagi pejuang kemanusiaan yang menolak untuk lupa terhadap pembunuhan Munir.

Karya lain berjudul Gen Biru melukiskan dua bocah yang juga mengenakan pakaian bergambar wajah Munir. Tangannya memegang tumpukan buku. Setangkai mawar merah melayang di atas kepala bocah itu. Perupa lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Solo itu mencoba menggambarkan semangat perjuangan Munir telah menitis hingga ke generasi muda.

Selama ini, Saifuddin sering membuat karya seni rupa dengan tema kemanusiaan, demokrasi, hingga kebebasan berekspresi. Namun, baru kali ini dia fokus membuat tema mengenai seorang tokoh. Bagi pria berusia 44 tahun tersebut, Munir telah menjadi simbol yang mampu mewakili semua kegelisahannya.


AHMADRAFIQ

Berita lainnya:
Migrant Care Endus Kecurangan Pemilu di Malaysia
Sudrajad Optimistis Lolos Menjadi Hakim Agung
Bus Tak Layak Dilarang Angkut Pemudik

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

26 hari lalu

Istri mendiang aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati tiba di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Suciwati akan diperiksa oleh tim ad hoc bentukan Komnas HAM, untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM berat dalam kasus kematian aktivis Munir Said Thalib. TEMPO/Subekti
Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.


Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

28 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat


Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

34 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

34 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

35 hari lalu

Istri mendiang aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati tiba di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Suciwati akan diperiksa oleh tim ad hoc bentukan Komnas HAM, untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM berat dalam kasus kematian aktivis Munir Said Thalib. TEMPO/Subekti
Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

35 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

39 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung


Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

43 hari lalu

Kepala Lemdiklat Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto bertemu perwakilan LPDP membahas program S2 untuk polisi.
Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.


Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) yang juga istri aktivis HAM Munir Said Thalib, Suciwati berpose saat Aksi Kamisan ke-744 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 15 September 2022. Teka-teki pembunuhan Munir di atas pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004 masih belum terungkap sepenuhnya. SANTARA/Sigid Kurniawan
Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.


Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Peringatan 17 tahun Aksi Kamisan di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.