TEMPO.CO, Malang - Komando Resor Militer 083 Baladhika Jaya menurunkan 4.500 personel tentara untuk mengamankan pemilu presiden. Para personel tentara difokuskan untuk mengamankan di daerah rawan konflik dan kerusuhan. Potensi itu rawan terjadi di daerah tapal kuda, meliputi Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. "Setiap babinsa mengawasi 7 TPS," kata Komandan Korem 083 Baladhika Jaya Kolonel Totok Imam seusai apel pasukan di Lapangan Rampal, Malang, Senin, 7 Juli 2014.
Pasukan dari Divisi Infanteri Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat juga ditugaskan untuk membantu polisi. Personel tentara juga dibekali cara menghadapi situasi genting. Seperti aksi penyerangan atau kerusuhan yang dilakukan sekelompok massa. (Baca: Polisi dan Tentara Kampanye Damai Pilpres di Yogya)
Mereka bertugas untuk berpatroli dan mengawasi wilayahnya. Jika ditemukan pelanggaran atau kecurangan selama proses pemilu akan berkoordinasi dengan Panitia Pengawas Pemilu dan kepolisian setempat. Sejauh ini, katanya, kondisi aman dan tak ada gejolak.
Menurutnya, TNI tetap menjaga netralitas. Panglima TNI menginstruksikan seluruh prajurit TNI agar netral. Ia juga tak terpengaruh dengan sikap purnawirawan tentara yang saling mendukung calon presiden. Jika ditemukan personel yang berpihak dan melanggar sumpah prajurit akan dijatuhi sanksi berat. "Hukuman bisa penahanan, penurunan pangkat, hingga pemecatan." (Baca: Mabes AD Seluruh Anggota TNI AD Siaga Pilpres)
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Mengapa Jay Subyakto Tantang Maut demi Jokowi
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli
Keluarga Bung Karno Deklarasikan 5K untuk Jokowi
Prabowo Menang, Indeks Saham Bakal Jeblok
Slank: Salam 2 Jari, Konser Kemanusiaan Terbesar