TEMPO.CO, Lhokseumawe - Keluarga Juwairiyah, 20 tahun, tidak sanggup menahan tangis ketika mobil jenazah tiba di rumah duka di Desa Meunasah Puuk, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Ahad, 22 Juni 2014. Juwairiyah adalah salah satu dari 14 jenazah penduduk Aceh yang menjadi korban tenggelamnya kapal tongkang di perairan Malaysia yang mengangkut 97 TKI ilegal, Rabu lalu.
Kakak kandung korban, Yuniar, 26 tahun, mengatakan adiknya Juwariyah pergi ke Malaysia enam bulan yang lalu, setelah mengikuti ujian kelulusan di MAN Idi, Aceh Timur.
Baca Juga:
"Karena ingin sekali menyambung kuliah namun tidak ada biaya, terpaksa Juwairiyah memilih untuk pergi ke Malaysia untuk bekerja," ujarnya, Ahad, 22 Juni 2014. (Baca: Kapal TKI Karam di Malaysia, Puluhan Orang Hilang)
Selama enam bulan di Malaysia, Juwairiyah bekerja di supermarket, dari hasil bekerja di sana ia sudah menabung sedikit uang yang rencananya akan dipakai untuk mendaftar kuliah di salah satu Universitas di Kota Langsa, Aceh. "Jiwo nyo rencana jineuk daftar kuliah (pulang ini rencananya mau daftar kuliah)," Yuniar berkisah sambil mengusap air mata.
Sebelum kabar kematian diketahui keluarga, dua hari sebelum insiden tenggelam boat korban sempat menghubungi Yuniar untuk memberitahukan bahwa ia pasti pulang ke kampung halaman pada hari Rabu, 18 Juni 2014. Saat itu korban mengabarkan akan pulang lewat jalur belakang dengan menumpang boat bersama sejumlah warga Aceh yang lain. (Baca: Kedubes Indonesia Pertanyakan Kapal TKI Tenggelam)
Namun sehari kemudian, seorang kawan Yuniar di negeri Jiran menghubunginya untuk mengabarkan bahwa kapal yang ditumpangi Juwairiyah mengalami musibah.
Jumat, 20 Juni 2014, sebuah kabar mengejutkan didapatkan Yuniar dan keluarganya, sang adik tercinta Yuwairiyah ditemukan sudah menjadi mayat dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Malaysia.
"Mungkin sudah di situ ajalnya," ujar orang tua Juwairiyah, Syarifuddin, 61 tahun, di rumah duka di Desa Puuk, Kecamatan Idi Rayeuk. Keluarga dan aparat desa langsung menggelar prosesi salat dan kemudian langsung dimakamkan di desa setempat.
IMRAN M.A.
Berita Lain
Jokowi Siapkan Pertanyaan Khusus untuk Prabowo
Kafe Bercorak Nazi di Bandung Kembali Dibuka
Timnas Senior Menang 4-0 Atas Timnas Pakistan