TEMPO.CO, Bandung - Saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada 2001-2003, Megawati Soekarnoputri mengaku punya teman dari sebuah negara. Temannya itu menceritakan pola kerjanya untuk mengambil ikan di perairan Indonesia. "Kalau teknologinya tidak ditingkatkan dalam hal kelautan, minim sekali, habis-habisan kita dicuri ikannya," kata Megawati saat berpidato di di acara seminar nasional tentang kelautan di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu, 11 Juni 2014.
Menurut Mega, temannya itu membawa armada kapal besar dan kecil. Kapal besar untuk memproduksi langsung hasil ikan segar dalam kaleng ditempatkan di batas wilayah perairan Indonesia. "Nanti kalau saya tangkap kamu, kamu yang keluarkan. Maksudnya, saya yang suruh mengeluarkan dia karena dia sudah memberikan informasi itu," ujar Mega.
Sebanyak 20 kapal ukuran sedang masuk untuk mengambil ikan. Ada empat kapal yang sengaja diatur untuk ditangkap patroli keamanan. Sisanya, yaitu 16 kapal, mengambil ikan dan membawa tangkapan ke kapal besar di luar perbatasan Indonesia. "Siapa yang mau beli, ini ada ikan tuna segar sudah dikalengkan. Saya kira banyak yang tahu hal itu. Kenapa kita menutup mata," kata Megawati.
Calon presiden Joko Widodo yang berpidato sebelum Megawati mengatakan untuk memperkuat pengamanan laut, jumlah kapal patroli harus ditambah. Selain itu, pemerintah perlu membeli pesawat pengintai tanpa awak untuk mencegah pencuri ikan. "Manajemen pengawasan, kapal harus benar-benar patroli," ujarnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengakui pengendalian kapal-kapal pencuri masih sulit dilakukan. Kementerian hanya punya 27 unit kapal berukuran kecil dibanding kapal pencuri ikan. "Kalau kapal illegal fisihing datang kita kejar, dia sudah speed-nya 100 kilometer per jam, (kapal) kita hanya 50 kilometer per jam. Ini kaitannya dengan anggaran," kata Cicip.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler:
PBB Beri Rapor Merah Soal Toleransi di Indonesia
Miley Cyrus Robek Gambar Selena Gomez di Panggung
Atlet Senam Rumania Beralih Jadi PSK
Diklaim Kerap Mengajar, SBY Dapat Gelar Guru Besar