TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengatakan alasannya bekerja sama dengan Anas Urbaningrum karena niat Anas menjadi presiden. "Proyek ini untuk biayai modal politik. Ini kan dicari niatnya Mas Anas jadi presiden," kata Nazar, ketika ditemui usai memberi kesaksian untuk kasus suap korupsi proyek Hambalang untuk terdakwa Andi Mallarangeng di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, pada Rabu, 11 Juni 2014.
Proyek yang dimaksud Nazar itu adalah proyek pembangunan pusat olahraga di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Nazar menyebut salah satu alasan dia menjabat sebagai Bendahara Partai Demokrat adalah karena Anas berhasil menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres tahun 2010.
Dalam nota keberatannya pada Jumat lalu, Anas menyebut dasar dakwaan jaksa terhadapnya tak masuk akal. Salah satu poin yang dimaksud Anas adalah ia didakwa terlibat dalam proyek-proyek di DPR karena butuh modal politik untuk menjadi presiden. Anas pun menolak dihubungkan dengan Nazaruddin dan kerap berkomunikasi terkait proyek-proyek termasuk proyek Hambalang.
Sebelumnya, Nazaruddin menegaskan dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dengan terdakwa Andi Mallarangeng hari ini bahwa Anas adalah pengatur proyek Hambalang. Anas disebut juga oleh Nazar membantu lobi kepada bekas Menteri Keuangan Agus Marto agar proyek Hambalang diberi skema multiyears.
"Saat itu ada pertemuan dengan Anas dan Agus Marto di Restoran Jepang di Pacific Place," kata Nazar. Dalam pertemuan itu, menurut Nazar, Anas memperkenalkan Wafid Muharram, bekas Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, yang mengajukan anggaran tahun jamak.
"Persoalan program multiyears di Kemenpora permohonannya sudah di ruangan Bapak dan belum disetujui. Ini saya kenalkan orang yang mengurusnya," kata Nazar, menirukan ucapan Anas kepada Agus Marto saat itu.
NURUL MAHMUDAH
Berita Lain
Pemecatan Prabowo Tak Hanya Soal Penculikan
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi
Waspada, Penyakit Haters Prabowo-Jokowi Menular!