TEMPO.CO, Pangkalpinang - Puluhan wartawan di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), berunjuk rasa di kantor Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Pangkalpinang, Senin, 2 Juni 2014. Mereka mengecam ulah anggota Polres Pangkalpinang, Brigadir Syarifuddin, yang menantang wartawan berkelahi karena tidak terima peristiwa pengeroyokan pemain futsal oleh puluhan anggota Polres Pangkalpinang diliput.
Koordinator aksi wartawan, Leo Oktaviano, mengatakan tindakan Syarifuddin melecehkan profesi jurnalis dan melawan hukum karena menghalangi tugas jurnalis. "Kita sangat menyayangkan ulah oknum tersebut. Padahal kita sudah bermitra dengan kepolisian cukup lama," ujar Leo dalam orasinya di halaman Markas Polres Pangkalpinang, Senin, 2 Juni 2014.
Kasus tersebut bermula ketika wartawan MNC Group, Faturrahman, dan beberapa jurnalis lain meliput peristiwa laporan korban pengeroyokan yang dilakukan puluhan anggota Polres Pangkalpinang. Syariffudin yang bertugas di Unit SPK Polres Pangkalpinang dengan arogan mendorong Faturrahman dengan keras dan menantang Ketua PWI Babel itu berkelahi.
"Ini tempat saya. Ini daerah kekuasaan saya. Saya berhak mengusir Anda seenak saya. Kalau tidak senang, ayo kita berkelahi di luar," ujar Syarifuddin saat itu.
Wakil Kepala Polres Pangkalpinang Komisaris Leonardo Simatupang meminta maaf atas perlakuan anak buahnya yang bersikap arogan dan menghalangi tugas jurnalis. "Ini akan menjadi koreksi kita ke depan. Kita minta maaf atas bahasa yang kurang pantas yang dikeluarkan anggota kami. Semoga hubungan Polri dengan jurnalis akan terus ditingkatkan," ujarnya.
Leonardo berjanji akan menindaklanjuti kasus pengeroyokan yang dilakukan anggotanya.
SERVIO MARANDA
Berita lain:
Kronologi Penyerangan Rumah Ibadah Kristen Sleman
Jokowi Ubah Gaya demi Raih Suara
Jaringan Perempuan Protes Demonstrasi Lempar Bra