TEMPO.CO, Jakarta - Hujan abu vulkanis Gunung Sangeang mengenai tujuh desa yang berada di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Pemerintah setempat meminta masyarakat tetap tenang lantaran Sangeang masih berstatus waspada.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima Abdul Wahab mengatakan hujan abu terjadi di Kecamatan Wera, Sape, Ambalawi, dan Wawo. "Embusan mencapai 30 kilometer dari puncak Sangiang Api," katanya, Jumat, 30 Mei 2014. (Baca: Gunung Sangeang di Bima Meletus)
BPBD Kabupaten Bima telah membagikan masker kepada masyarakat di empat kecamatan tersebut. Mereka juga membagikan masker kepada pengguna jalan yang melintas.
Sedangkan hujan pasir dan kerikil terjadi di beberapa desa yang berada di Kecamatan Wera. Kejadian tersebut membuat masyarakat panik dan sempat mengungsi. "Saat ini semua sudah kembali ke rumah," ujarnya.
Wahab mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap beberapa sumber air bersih yang biasa digunakan warga. "Kami berharap sumber air masih layak untuk digunakan," tuturnya. (Baca: Gunung Sangeang Api Status Waspada)
Salah seorang warga Desa Tawali, A. Rafik, mengatakan masyarakat di desanya mendengar suara gemuruh dari Gunung Sangeang sejak siang tadi. "Setelah itu, disusul dengan hujan pasir," katanya. Hujan pasir berlangsung singkat dan berganti dengan hujan abu yang menimpa beberapa desa yang berada dekat dengan puncak Gunung Sangeang, seperti Sangeang Darat.
AKHYAR M. NUR
Berita Terpopuler:
Dengar Prabowo Punya Pacar, Jupe: Masih Ngantuk
Ini Isi Karung yang Bikin KRL Anjlok di Kemayoran
Jokowi Dihadiahi Segenggam Lumpur Lapindo