TEMPO.CO, Pangkalpinang - Puluhan wartawan di wilayah Bangka Belitung melakukan aksi damai ke Kepolisian Daerah Bangka Belitung, Senin, 26 Mei 2014. Aksi tersebut untuk memprotes ancaman tebas leher oleh Brigadir Satu Yersi yang berugas di Kepolisian Resor Bangka Tengah.
Ancaman Yersi bermula saat dua orang wartawan Bangka Pos (TribunNews) Resha Jauhari dan Ryan Agusta tidak sengaja menyenggol Toyota Avanza yang dikendarai Yersi beserta istrinya pada Minggu sore, 25 Mei 2014. Senggolan itu menyebabkan lampu sign mobil pecah. Tak terima mobilnya rusak, Yersi dengan emosional mengancaman akan menebas leher dua wartawan tersebut.
Koordinator Aksi, Vovo Susatyo, mengecam sikap kasar anggota polisi tersebut dan meminta institusi kepolisian mengambil tindakan tegas. "Semoga masalah ini tidak terjadi lagi ke depan. Dan kami yang berprofesi sebagai wartawan agar lebih berhati-hati lagi ketika menjalankan tugas," ujar Vovo. (Baca: Raker MA di Wakatobi, Jurnalis Dilarang Meliput)
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bangka Belitung, Faturrahman, mengatakan tindakan Yersi melecehkan wartawan dengan kata-kata kasar diduga karena sedang dalam gangguan psikologi. "Kalau psikologi oknum itu bagus, tentu tidak akan melakukan hal-hal yang menodai institusi Polri," ujar dia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bangka Belitung Ajun Komisaris Besar Riza Yulianto mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Yersi untuk memperjelas duduk perkaranya. "Kita tidak membela siapa-siapa. Kita akan mengambil tindakan tegas terhadap masalah itu. Kepada wartawan yang tidak terima diperlakukan kasar, silakan melapor ke polisi," ujar dia.
SERVIO MARANDA
Baca juga:
Tim Sukses Prabowo Dekati Suciwati
Jadi Bintang Porno, Remaja 19 Tahun Bunuh Diri
Protes Rambut Kemaluan di Makanan, KFC Pecat Staf
Grup MNC Dituding Blokir Pemberitaan Suryadharma
Kalla Gunakan Jenderal Rekening Gendut Dekati Mega